Kenalin aku Ari Indiastuti. Aku dilahirkan
di kota Semarang.Aku biasanya dipanggil Ari atau Indi oleh orang tua dan
teman-temanku. Jika kalian semua pengen lebih kenal aku bisa cari aja di
fecabook di alamat ariindi2501@yahoo.com(Ari Indiastuti Weck Weck),bisa juga
twitter di mania.crazy@live.com(@indi_weck),atau bisa kirim email di ariindiastuti@rocketmail.com yang pasti aku baca,mungkin juga
bisa tukar-tukar sesuatu di blog ku di ariindiastuti.blogspot.com.
Ini cerita nyata dari aku.. Sebulan
silam,tepatnya di bulan Januari 2012 aku berlibur di salah satu teman sewaktu
di Sekolah Menengah Atas Magelang. Kami telah merencanakan sudah beberapa hari
sebelumnya. Temanku ini melanjutkan kuliah di sebuah Universitas di Semarang.
“Kapan kamu ke Semarang,katanya
kamu mau menunjukan tempat wisata,”temanku bertanya di sambungan telepon.
Temanku ini baru di Semarang,dan ingin tahu tempat-tempat di Semarang. Yang
kebetulan aku lama di Semarang,aku sering memberi beberapa tempat yang bisa di
kunjungi.
Aku pun berpikir tempat yang tak
jauh,”gimana kalau Gedong Songo,di sana indah sekali pemandangannya,kalau cukup
waktu nanti mampir ke Air Terjun juga?”,aku memberikan sebuah usul menuju Candi
gedong Songo.
“Tapi kamu tahu jalannya gak?”dia
pun bertanya.
“Aku sih tahu kalau sudah
jalan,ya kalau nyasar ya halangan.hahaha”,sedikit ketawa,karena aku juga
lupa-lupa ingat. Sudah lama aku tidak kesana.
“Waduh,gimana to km,ntar nyasar
gimana?eh,tapi aku gratis ya,hehehe”,temenku ini minta gratisan terus.
“Ya sudah,santai saja
gampang,besok aku berangkat dari Magelang jam 6 pagi,biar gak kesiangan. Besok
aku jemput ke kampus mu langsung cabut ya,ok”
Dengan semagat temanku
jawab,”Ok,siap saja kalau untuk jalan-jalan”. Langsung telepon
terputus,”Tut..tut..tut..”
Pulsaku ternyata habis,karena operator
yang kita gunakan bersebrangan. Aku malam sudah menyiapakan untuk berangkat
besok.
Esok hari…pukul 06.00 Waktu Kota
Magelang.
Setelah ijin dengan orang
tua,motor sudah siap dan sudah di cek. Dengan segera aku melncur ke
Semarang,dengan rata-rata 70 km/jam aku akhirnya sampai di kampus temanku.
Ternyata cepat,jalan yang masih pagi,sampai Semarang hanya 1,5 jam.
Dari awal aku berangkat dari
Magelang sudah merasakan tidak enak,tapi aku cuma bisa berdoa saja supaya aku
selamat.
“Lama sekali sih??”,sambil
menggurutu aku dalam hati sambil mencoba menelepon temenku yang dari tadi tidak
diangkat olehnya.
“Dorrr………”,temanku mengagetkan ku
dari belakang.
“Lama sekali sih kamu,sudah lama
aku menunggu kamu,”temanku hanya tertawa kecil,mungkin lucu lihat mukaku yang
emosi karena menunggu lama.
“Maaf,maaf,dosenku molor. Ya
sudah,ayo berangkat”.Segera kami berangkat sampai di Candi gedong Songo.
Hari ini cuaca tidak
mendukung,setelahnya kami di Gedong Songo,hujan menguyur deras. Yang membuat
kami tuk merubah jadwal perjalanan kami yang awalnya ingin ke sebuah air tejun
dan terpaksa kami batalkan.
Air menguyur deras hingga aku
pulang ke Asrama Srondol. Karena sudah terlalu sore untuk aku pulang ke
Magelang dan sudah terlalu capek untuk perjalanan di tengah hujan deras yang
tak kunjung reda.
Di pagi yang cerah aku semangat
untuk pulang ke Magelang,setelah berpamitan aku bergegas pulang ke Magelang.
Di tengah perjalanan,tiba-tiba
jalan macet total dari arah Semarang tapi yang buat aku aneh dari awal berlawanan
tak satupun kendaran jalan. Aku berhenti di samping sebuah mobil box dan
bertanya paada sesosok lelaki yaitu pak
sopir.”pak ,ada apa kok macet panjang?”
Bapak itu menjawab dengan ramah
kepadaku,”Ada kecelakaan mbk katanya”.
“Oh..gitu,makasih pak”. Lalau aku
mencoba menerobos untuk melewati,tak jauh dari situ aku terdiam.
Melihat sebuah bus besar yang
hancur semua,dan sebuah mobil carry yang tak kalah hancur. Aku hanya
membayangkan bagaimana nasib penumpang kalau kendaraannya saja hancur seperti
itu.
Tak lupa aku memngirim Al-fatihah
untuk para korban entah selamat atau tidak yang pasti di berikan yang terbaik
saja untuk para korban.
Aku tiba-tiba mengatakan dalam
hati,”semoga aku juga selamat dan tak terjadi apa-apa”,lalu aku melanjukan
perjalananku sambil tetap berdoa sepanjang jalan.
Karena macet yang sangat
panjang,aku ingat budheku yang akan pulang naik bus dari Semarang,aku segera
memberitahu agar menunda kepulangannya.
Aku berhenti di Ambarawa,dan
menelpon budheku,“Assalammualaikum budhe,budhe tadi di Ungaran ada kecelakaan
yang macetnya panjang sekali budhe,budhe pulngnya nanti saja.”
“Kecelakaan,ow,ya,,la ini kamu
sampai mana?”
“Saya baru sampai Ambarawa
budhe,sudah ya budhe,saya lanjutkan perjalanan dulu”
“Iya,hati-hati ya,”lalu ku tutup
telepon.
Karena kondisi jalan yang sangat
sepi,aku memacu motorku dengan kecepatan tinggi. Namun baru saja aku beranjak
dari tempat aku berhenti tadi.
“Gubrak,,,,srettttttttttttttttttttttttttttttt…”,motorku
menabrak motor yang berada di depanku. Seketika motor kami terjatuh dan motorku
terseret jauh dari motor yang kau tabrak.
Aku tak bisa terbangun dari
tempat itu,aku duduk di tengah jalan raya. Kalau seandainya dari jauh ada truk
atau mobil dengan kecepatan tinggi pastilah aku tertabrak dan mungkin tak
selamat. Bapak yang ku tabrak langsung berdiri dan membawa motorny kepinngir
tanpa merasa iba kepadaku. Tak lama bapak-bapak yang naik motor juga berhenti
dan menolongku. Aku di angkatnya ke pinggir dan motorku. Bapak yang kau tabrak
marah,karena beliau sudah benar masih di tabrak. Segera beliau minta KTP ku.
Aku juga menelpon ayahku memberitahu kalau aku kecelakaan.
“Pak,aku kecelakaan”,tersontak
nada ayahku yang kaget.
“Kamu gimana?gak apa-apa?dimana?”
“Aku luka kaki kiri,motor rusak
parah pak,”sambil aku menangis karena kaki kiri ku bengkak besar. Aku
memberikan teleponku ke bapak yang kau tabrak.
Alhamdullillah,masih ada orang
baik padaku yang menolong aku membawa ke pinggir jalan. Ada penduduk tak jauh
dari situ,membawaku ke puskesmas terdekat agar mendapat penangganan . Aku
berulang-ulang menangis menahan sakit dan shock sehabis kecelakaan itu.
Setelah mendapat penagangan dari
puskesamas,aku duduk di teras puskesmas sambil mengompres kaki yang bengakak.
Tak berapa lama ayahku dating
dengan ibu dan seseorang membawa mobil. Ibu langsung melihat kondisiku,segera
ayah menyelesaikan semua urusan dengan bapak yang aku tabrak dan kembali
pulang.
Sepanjang perjalanan aku di tanya
kejadiannya. Aku juga segera dilarikan ke RST Magelang untuk memeriksakan
apakah ini parah. Setelah rongsen dan hasilnya baik-baik saja aku bersyukur
sekali. Berulang-ulang aku mengucap syukur hany luka kecil yang aku alami.
Ibuku juga bersyukur seperti itu.
Sudah hampir satu bulan aku susah
berjalan karena sakit yang tak sembuh,sudah berulang-ulang aku di bawa ke
tukang pijit namun tak berubah.
Lalu ,di sebuah sore itu. Ada
teman ayah yang memiliki indra ke enam atau kebatinan. Dan dia tahu kalau aku
kecelakaan bukan murni kecelakaan. Ada yang membuat aku kecelakaan,ternyata ada
seorang yang tak suka dengan keluargaku. Mereka membuat aku jatuh,percaya tak
percaya itu tinggal kembali pada kita masing-masing. Aku terjatuh karena di
jegal sama setan dan kaki ku bengkak karena di ludahi sama setan.
Aku dibawa ke sebuah pondok,di
sana bisa mengobati penyakit yang tidak wajar. Aku di obati oleh seorang kakek
yang umurnya lebih dari satu abad yang katanya sekitar umur 108 tahun,di jaman
sekarang sangat langka menemukan seseorang yang umurnya lebih dari seabad.
“Kamu diserang kaki dan bagian
lambung”,belum aku menceritakan penyakitku,si embah sudah mengetahui apa yang
kau alami. Aku di persilakan duduk dan di minta untuk selalu membaca
Al-fatihah.
Aku mengikuti yang di minta si
embah ini,aku merasakan kesakitan yang hebat,aku tak kuat untuk menahannya. Bukan
karena luka yang belum kering di kaki namun pijatan si embah yang buat aku
merintih sakit.
“Aduh mbah,”berulang kali aku
merintih kesakitan,namun si embah tidak hiraukan ucapannku,dan berkosentrasi
dengan pijitan sambil melafalkan beberapa doa yang terlihat karena bibirnya
yang bergerak-gerak.
“Banyak sekali yang ada di
kakimu,sangat kuat”,si embah setelah menyelesaikan pijatannya di baian kaki,si
embah ini saat mengambil penyakitpun beliau ikut hampir terlempar-lempar karena
dahsyatnya.
Lalu si embah berucap,“jika kaki
tidak disembuhkan,kaki kamu akan tetap membengkak dan akan membusuk”. Tersontak
aku ikut kaget,tidak bisa bayangkan,kaki sebagai tumpuan tubuhku ini tak dapat
berfungsi.
“Nah,sudah sembuh,coba buat
berdiri dan jalan-jalan,”aku ragu karena sebelumnya aku berjalan saja susah.
Dengan perlahan,aku berdiri dan mencoba jalan normal. Hasilnya…bukan main,aku
dapat berjalan normal kembali.
“Hore,aku bisa jalan lagi
mbah,makasih mbah,makasih mbah,”aku senangnya bukan main melebihi apapun,ibuku
yang menungguku juga ikut senang karena aku telah sembuh dari sakitku. Si embah
juga ikut tersenyum.
“Gadis manis bisa jalan
kembali,”si embah menggoda kau. Aku hanya tersenyum kepadanya sambil mondar mandir
kesana kemari. Mau percaya atau tidak tapi ini nyata,kita juga harus percaya
kalau kita hidup itu tidak sendiri,masih ada alam lain yang hidup berdampingan
dengan kita.
Keesokannya………….
Aku mencoba berjalan kembali,aku
tersaya berat kembali. Tapi ayah mencoba menghubungi teman ayah yang memiliki
kelebiahan itu,untuk mengobatiku. Dia dating kerumah,dan menceritakan duduk
permasalahan sebenarnya sakit yang kau alami. Dia mulai bercerita.
“Begini,pak,buk dan adek. Sakit
yang di alami adek ini memang ada yang membuat tapi itu sudah hilang setelah
kemarin di pijit,”kami semua kaget,karena kami sebelumnya belum cerita kalau
kemarin kita dating kesebuah pondok untuk membersihakan sakitku. Kami makin
yakin jika orang ini memiliki kelebihan yang di atas batas normal,dan mungkin
jika dipikir-pikir antara iya dan tidak. Tapi ini nyata.
Lalu dia melanjutkan ceritanya,”jika
adek kembali ke jalan itu pasti menemukan nenek yang akan tersenyum padamu”,bulukudukku
mulai berdiri,karena baru kali ini kau berurusan dengan makhluk lain,padahal
aku tidak merasa mengganggu. Teman ayah ini tidak melanjutkan ceritanya,ada
alasanan yang buat dia tak cerita lebih banyak,yang terpenting aku sudah di
sembuhkan.
Aku bingung entah sugesti atau
memang benar,malamnya aku bermimpi. Aku di kembalikan pada saat kecelakaan di
ambarawa dan saat aku terjatuh dan duduk lama di tengah jalan raya itu. Aku
melihat seorang nenek dari jauh,yang tersenyum padaku,nenek tu berambut
putih,panjang namun aku tak jelas memandang wajahnya. Tersontak,aku bangun dari
tidurku
“Astagfirullah,ada apa ini?”,saat
itu jarum jam di kamarku menunjuk pada pukul 02.00 WIB. Aku terbayang-bayang
mimpi itu,aku mencoba tidur kembali.
Keesokannya aku bercerita pada
ibu tentang mimpi itu,tapi di anggap sugesti mungkin.
Malam berikutnya aku di datangi
kembali oleh nenek itu,kali ini mimpi itu bercerita kalau aku dan keluarga
beertengkar dan nenek itu duduk manis di samping tempat tidurku persis.
Keesokannya aku tidak
cerita,mungkin aku saja yang masih kepikiran. Namun,untuk ketiga kalinya,nenek
itu dating.
Kali ini aku sedang
berjalan-jalan dengan ibu di sebuah jalan di kotaku ini,tiba-tiba nenek itu
duduk di seberang jalan dan tersenyum padaku. Aku bingung,aku bisa melihat
nenek itu tersenyum namun aku tidak bisa melihat wajah beliau.
Kali ini aku menceritakan pada
ibu namun ibu juga ikut bingung,”Ada apa dengan nenek itu si?padahal kita tidak
mengganggu dia?”
“Aku juga tidk tahu ,Bu.”kita di
buat bingung sendiri dengan kejadian aneh ini.
“Kalau itu hany sugesti kenapa
sampai tiga kali dating ke mimpi kamu?”ujar ibu yang memang ikut bingung dengan
nenek itu,maksud dan tujuan nenek itu juga belum di ketahui oleh kami.
Kejadian aneh mulai mucul
lagi,malam itu aku sedang bercerita dengan ibu di ruang tamu,tiba-tiba……
“Aduh,Bu,,,,aduh…”aku merintih
kesakitan pada bagian kepala di sebelah kanan,seperti migrant hebat. Dan aku
belum pernah merasakan hal seperti ini,dan saat itu aku dalam keadaaan sehat.
“Kenapa kamu?ada apa?kok
mengaduh?”,ibu menghampiri aku,karena kami duduk bersebrangan.
“Bu,pandanganku
berkunang-kunang.Bu,kepalaku sakit seperti ditusuk-tusuk.” Aku memegang
kepalaku yang sakitnya bukan main seperti ada yang menusuk dan meneruh sesuatu
yang sangat berat di kepalaku.
Seketika aku guling-guling di
tempat tidur,dan merintih kesakitan. Aku memukul kepalaku sendiri untuk
menghilangkan sakit kepala ini. Ibu dan ayah berpikir ini sakit biasa,mereka
memberiku tah hangat,namun tak ada perubahan.
“Bu,makin sakit.yah,makin sakit”.
kedua orang tuaku bingung dengan kejadian ini,saat itu juga lampu kamar
meredup. Baru kali ini juga lampu itu begitu,lalu lampu itu terang kembali.
Tapi kami tak pernah berpikir kalau berhubungan dengan makhluk lain. Ayah
menelpon seorang kyai untuk menyembuhakan.
“Assalammualaikum kyai,anak saya
kok sakit kepala seperti ditusuk-tusuk.”ayah menelpon salah satu kyai. Aku
mendengar dai telepon kalau ayah diminta untuk menyiapkan air putih dan
selanjutnya di minta membaca ayat kursi 49 kali dan di minumkan.
Ibu yang melakukkan itu,setelah
itu aku diminta untuk minum.”bagun ndug,minum ini dulu.” Disitu aku masih
merintih sakit,dan mencoba minum air putih itu.
Aku kembali membaringkan badan
dan mencoba tidur. Aku bisa tidur malam itu dan sakitnya langsung berkurang.
Keesokannya……
Sakitku langsung sembuh total,”gimana,masih
sakit?”ibuku bertanya pada pagi harinya.
“Sudah tidak bu,sembuh total”
Telepon ayah bordering,dilihat
oleh ayah kalau teman ayah itu memanggil.“Assalammualaikum,pak apa nanati sore
dirumah?”
“Walaikumsalam.Iya mas,saya nanti
tidak kemana-mana.ada apa mas?”
“Saya insyallah nanti mau main
kesana sama teman saya.”
“Oh,iya mas,tidak apa-apa. Saya
tunggu.”
Hingga waktu menunjukan pukul
17.00 WIB. Dan teman ayah datang bersama temannya. Banyak sekali cerita yang di
sampaikan kepada teman ayah ini,aku hanya duduk dan merasa kebingungan dengan
obrolan mereka.
Ibu juga menceritakn kejadian
aneh yang aku alami,namun teman ayah bilang tidak apa-apa. Tak terasa waktu
menunjukan pukul 23.00 WIB,kalau berbincang dan enak waktupun berlalu sangat
cepat. Selanjutnya aku tidur di kamarku,karena sudah malam.
Aku merasa badan sudah tidak
enak. Badan terasa panas disekujur tubuh ini,lalu merasakan dingin yang bukn
main. Secara berganti-ganti aku merasakan itu.
Teman ayah pulang,semua bersiap
tidur. Ayah mendatangiku ,lalu aku mengatakan “pak,panas..”. seketika ayah
memegang keningku dan tahu suhu badan seluruh tubuhku panas. Ibu juga ikut
panik,karena wajahku yang pucat dan panasnnya bukan main.
Ibu segera minta teman ayah
kembali lagi kerumah,”mas,anak saya panas tinggi”,setelah dari seberang teman
ayah mengangkat telepon dari ayah. Mereka bergegas kerumah,teman ayah meminta
sesuatu kepada ibu.
Lalu teman ayah memijat kedua
tangan aku dan kepalaku. Aku merasakan seperti orang linglung karena tepat di
depan tempat tidur terdapat kaca besar. Muka yang pucat dan suhu badan yang
sangat panas,namun setelah ditolong teman ayah ini berangsur turun. Aku diminta
duduk diruang tamu,untuk ngobrol-ngobrol.
Teman ayah cerita kalau nenek
yang dating kemimpi aku ini ingin mengajak aku jalan-jalan. Sebenarnya nenek
itu sudah menunggu di luar rumah,ia tidak berani masuk karena ada teman ayah.
Padahal teman ayah sudah bilang gak boleh ganggu. Setelah teman ayah pulang
tadi,nenek itu langsung masuk dan ingin membawaku jalan-jalan.
“Gimana ,tadi mau diajak
jalan-jalan malam sama nenek kok.” Aku hanya membalas senyum saja,karena masih
merasakan seperti orang linglung. Aku sambil memikirkan,apa maksud nenek itu.
Tanpa aku berucap,”nenek itu
melihat kamu seperti cucu dia,dan ingin mengajak jalan-jalan kamu. Coba kalau
kamu mau,kamu bisa ajak ngobrol nenek.”
Dalam hati aku tetap bingung dan
takut juga. Teman ayah melanjutkan ceritanya.
“Saya sudah merasakan panas tadi
di tengah jalan,”kata temannya yang sangat ramah pada kami.
Aku masih duduk terdiam,temannya
melihat aku masih terlihat belum sehat. Aku selanjutnya diobati karena semua
sendi-sendiku sakit.
Beberapa saat setelah aku
disembuhkan,aku bisa tertawa kembali seperti orang sehat. Kaki dan badanku
normal kembali,aku bersyukur sekali. Akhirnya kami begadang sampai pukul 05.00
WIB dari pukul 17.00 WIB. Mereka saja heran saya juga kok gak tidur lagi.
Tapi aku sudah bilang,kalau nenek
pingin ikut tidak apa-apa,asal tidak mengganggu aku.
Saat menulis cerita ini pun,aku
tidak merasa lelah,yang biasanya kau membuat cerita banyak istirahatnya dan
menghabiskan waktu lama. Kali ini cerita misteri ini hanya kau kerjakan dalam
waktu singkat. Semua kadang tak bisa masuk dalam logika pikiran orang yang tak
percaya akan aadanya makhluk lain. Tapi aku percaya. Hingga sekarang nenek itu
tidak menggangguku,tapi tetap bersamaku.
0 komentar:
Posting Komentar