cie,,,,,,Menulis Sebuah Cerpen sejak aku duduk di sekolah menengah atas,
beberapa cerita dan puisi ku dimuat dalam sebuah majalah di Semarang..
Cerpen 1^^
“Sipit dan Siput”
Berhubung udah
nyanyiin,Indi mau cerita nih…
Indi kenalin dulu siapa cewek sipit ini. Cewek sipit
ni bernama Aviana Nur Aeini. Cewek ini
asli Indonesia tapi mukanya
imut-imut J dan matanya yang sipit kayak orang luar negeri selalu memohon
pada Tuhan untuk tambah tinggi dan gendut.hahaha..
Sipit ini
udah berpacaran sama seorang cowok yang sangat tinggi,tapi dia ini orangnya
selalu gak on time. Beberapa kali kami jalan bareng-bareng pasti dia telat
karena urusan mandi. Kenalin si cowok ini bernama Lukman Taufik.
Cerita awalnya disini Indi dan Avi satu kampus,satu
fakultas,satu jurusan,satu kelas,satu genk.hahaa..kemana-mana ama dia. Indi
sebelumnya gak kenal ama Avi,dia itu yang suka ngikut kalau kemana-mana
(ngintilan gitulah.hahaha). Sebenarnya
bertiga tapi satu teman terpisah dan tinggal Indi dengan Avi. Dan
akhirnya Indi selalu dengan Avi.
Hari demi hari ku nikmati berdua dengannya(karena
sekelas sih.hehee). Kita ngrasa saling cocok untuk jadi teman karena gak
mungkin jadi pacar (masih normal). Kemana-mana kita bersama. Hingga Avi
menceritakan seorang cowok yaitu pacarnya. Hubungan mereka banyak pasang
surutnya. Avi sering cerita ke Indi tentang hubungannya dengan Lukman. Disaat
Avid an Lukman berantem,Indi ikut-ikut sms. Hingga suatu ketika terjadi masalah
yang lumayan serius dan Avi nangis beberpa kali di kampus. Dengan mata yang
udah sipit kalu nagis tambah sipit. Kalu udah berantem senjata andalannya yaitu
‘putus’ dan semua nasihat dan saran dari Indi ditolak. Kalau udah gini indi
juga ikut bingung karena pasti malas ke kampus,manyun dan uring-uringan
terus.Tapi kalau lagi seneng dan berbunga-bunga,ucapan ‘putu’ itu udah dibuang
jauh dari dia. Jadi Indi selalu ketawa kalau Avi manyun atau seneng.
Ceritapun dimulai ….
Karena mau ujian akhir aku membereskan meja
belajarku yang sangat berantakan. Banyak sekali buku dan kertas dimana-mana.
Aku memang tak rajin untuk menata buku setelah aku pakai. Saat mencoba
memebereskan buku dan menata rapi,dari tumpukan buku mata kuliahku ada buku
yang taka sing lagi untukku. Buku itu adalah album waktu aku masih duduk di
sekolah menengah pertama di salah satu sekolah negeri favorit di kotaku. Sudah
bebeberapa tahun aku tak membukanya,hingga buku ini usam. Kucoba perlahan
membuka halaman demi halaman. Tersentak semua memori jaman dulu hadir kembali
dan membuka sebuah cerita jaman sekolah.
“hem..lucu sekali foto teman-teman jaman
dulu”,perlahan aku bergumam sambil tersenyum melihat foto teman-teman waktu
sekolah yang masih polos.
Ku coba perlahan membuka halaman berikutnya,di halaman
ini adalah daftar teman sekelasku saat duduk di bangku kelas 3. “hem,ini
Shinta,Jojo,Joko…” mencoba membaca nama-nama temanku dulu. Hingga ku temukan
satu foto cowok yang tak sing karena sekarang dia pacarku.
“hahaha..ini Lukman”,sambil tertawa aku melihat foto
yang sangat lucu,banyak sekali perubahan darinya. Foto dengan rambut yang rapi
membuatnya lebih ganteng. Ku sangat lama memperhatikan fotonya dan mengenang
sebuah kenangan dengannya.
Aku dan Lukmana walaupun sekelas kami jarang
bertegur sapa satu sama lain. Mungkin dia orangnya pendiam pikiriku dulu.
Lagipula kalau kami terlalu dekat kami akan mendapat gosip dari teman lainnya. Hingga
suatu ketika dengan tidak sengaja kami duduk di satu meja di kantin sekolah
bersama teman lainnya. Kami sama-sama menunggu pesanan kami datang yaitu
jus,saat ibu kantin berteriak,”jus alpukat..sapa yang pesan?”
Dengan bersamaan dan tanpa aku duga,aku dan Lukman
mengangkat tangan sebagai kode untuk ibu kantin dan mengatakan,”Aku,Bu…”
Dengan tersipu malu,aku langsung menundukan kepala
karena sedetik kemudian teman-teman disekelilingku menatap kami. Entah apa yang
terjadi dengan Lukman tapi aku tahu dia juga pasti malu.
Saat jus pesanan kami datang,ibu kantin hanya
tersenyum dan mengatakan, “kalian pasti berjodoh,nak”,dan ibu kantin kembali ke
warungnya.
Suara iruh makin tak terkendali. Aku bergegas pergi
dari tempat duduk yang aku tempati bersama teman-temanku. Aku tak melihat apa
yang terjadi dengan Lukman. Tapi temanku mengatakan padaku jika Lukman hanya
terdiam malu.
Gosipun mulai beredar disana-sini. Ini makin
membuatku membisu pada Lukman. “kenapa ada kejadian gini,aku kan jadi gak bisa
lebih deket ama dia”,batinku dalam hati saat duduk di kelas sambil menatap ke
arah Lukman yang kebetulan duduk tak jauh dariku.
Lukman ini sosok yang misterius,karena sedikit sekali
dia mengobrol dengan teman,hanya senyum yang dia selalu berikan kepada
teman-temannya. Aku sudah sekelas dengan dia sejak kelas 2 SMP namun hanya
beberapa kali kami mengobrol dan menyapa.
Hingga suatu hari kami yang kelas 3 SMP akan
menghadapi ujian praktek. Kami di bagi kelompok oleh bu guru fisika.
“iya,ibu akan membagi kelompok”,suara parau dari
guru Biologi.
“huuuhuhuhuuhu”,suara sorak anak-anak karena lebih
suka membagi kelompok sendiri.
Disini aku berdoa agar aku satu kelompok dengan
Lukman. Aku mulai berdoa agar terkabul.
“kelompok pertama adalah Tonoo dan Siska,kelompok
kedua Ina dan Jono,…”,perlahan aku menyimak dari pembagian kelompok. Saat
hampir semua siswa terbagi dan menyisakan aku,Lukman,Joko dan Shinta aku mulai
cemas jika aku dipasangkan dengan Joko.
“ya,untuk dua kelompok terakhir,yaitu Joko dengan
Shinta dan Avi dengan Lukman,” jawaban Bu guru yang ku tunggu ternyata tidak
sia-sia. Sambil tersenyum kearahnya dan rasa senang.
Sedetik kemudian,Lukman menengok kearahku dengan
tersenyum dan mengatakan, ”kita satu team” dengan suaranya yang lirih.
Aku hanya mengangguk untuk memberi isyarat iya dan
sambil membalas senyumnya.
Untuk hari –hari berikutnya aku selalu bersamanya
karena kami satu kelompok untuk menghadapi ujian praktek sekolah ini.
“gimana nih Vi,kita kurang bahan untuk
merakit?”,Lukman menanyakan sesuatu padaku tapi saat ini pikiranku tidak
sejalan dengannya. Aku baru berpikir setelah satu tahun lebih sekelas baru kali
ini bisa deket sama dia.
“hei,,,kamu melamun,,,heii”,Lukman mencoba
membangunkanku dari lamunan.
Dengan kaget aku tercengang,”agh,,apa?agh?kurang
ya?” aku sangat malu sekali.
Tanya Lukman,”kamu melamun apa?”
“ah,,gak apa-apa kok,kita lanjutin lagi”.
Selanjutnya kami kembali mengerjakan dan hari –hariku menuju ujian berada
disampingnya. Batinku “senangnya aku,”.
Semua yang
indah itu berlangsung sangat cepat hingga tak terasa kami sudah menerima ijazah
SMP. Sebuah perasaan senang itu ada karena ujian dan hasil sudah kami
terima,tapi aku terbesit satu perasaan sedih karena aku terpisah dengan Lukman.
Di hari
terakhir kami di sekolah di isi dengan acara perpisahan. Dia mengisi acara
sebagai salah satu pemain drum. Aku senang lihat dia sekaligus untuk terakhir
karena aku tak tahu dia akan melanjutkan kemana.
Karena melamun sebuah lagu dari band Lukman telah
selesai dan aku tak melihat Lukman lagi
. hingga aku dikagetkan olehnya dari belakang.
“hei..nonton apa nglamun?”,aku terkaget untuk
kesekian kalinya karena Lukman. Aku belum menjawab pertanyaannya aku disodori
sebuah aqua dari Lukman.
“nih,aqua,mau gak?dingin lho”,dengan malu aku
menganggukkan kepala dan menerima aqua itu.
“bolehkan duduk disampingmu?”,aku tidak bisa
menjawab semua kata-kata Lukman dan hanya bisa mengangguk dan tersenyum.
Semenit kemudian dia bersamaku.
Dengan terbata kau bertanya dengn Lukman,”mau
nerusin kemana?”
“rencana sih ke SMA 4 aja,kalau kamu?”
Dengan sedih aku menjawab,”aku ke SMEA aja
kok”,sambil aku memberikan senyum palsuku.
“OK.semoga berhasil ya”
“iya,kamu juga ya,”. Selanjutnya kami menikmati
acara sambil aku curi-curi pandang ke Lukman dengan rasa sedih. Dan acara
berikutnya benar-benar berpisah.
Setelah itu aku tak tahu dia akhirnya masuk ke
sekolah mana. Dan aku masih tetap memendam rasa sayangku dengannya.
“I’m so lonely broken angel,I’m so lonely to my
heart….. “,semua telepon masuk tiba-tiba membangunkanku dari lamunan sebuah
kenangan cinta di masa sekolah.
Ku lihat telepon yang masuk dari mb Indi. Ku
mengangkat telepon itu.
“halo mb Ind,kenapa?”
“Cuma pengen tes telinga aja,” kemudian mb Indi ini
menutup telepon. Aku sangat sebel kalu diginiin. Gak hanya itu,sms masuk dari
Mb indi.
Dari : Mb Indi
Jangan manyun ya,hahahahha :P
Replay
Nyebelin mb Ind,,,, :P
Mb Indi ini suka gitu,tapi ntar kalau lagi kesepian
bakal sms aku lagi. Aku meletakkan handphoneku kembali dan melanjutkan
membereskan buku yang belum terselesaikan.
Sambil meneruskan membuka album,dibelakang album ini
ada sebuah buku kecil berwarna merah muda bermotif gambar bunga. Buku kecil itu
buku diaryku yang ternyata udah lama aku tak menulis di buku.
“hem,buku ini selalu ku cari,” sambil ku berishkan
debu yang sudah menempel di buku ini.
Ku buka lembar awal buku diary ini. Sebuah tulisan
perkenalan dari aku. Dan lembar berikutnya sebuah cerita awal dari Lukman
kembali.
Dear diary, 21 desember 2007
Hai momo (nama untuk buku diary)
Gak kerasa aku udah masuk di
SMEA,aku udah menuju dewasa nih,karena sekolah menengah atas katanya sekolah
anak yang mau nginjak dewasa.
Mo,sedih ni,,udah beberapa bulan
ini aku cari Lukman kok gak ada. Aku udah tanya sama teman yang di SMA 4 tapi
gak kenal namanya Lukman.
Aku masih nyimpen rasa ama dia.
Mo,aku udah nagantug ni,bubu dulu
ya,,,
Aku berdoa moga cepet ketemu
Lukman.
Aku hanya tersenyum saat halaman pembuka di diaryku adalah
cerita Lukman. Aku baru tersadar jika perasaanku ini untuk Lukman. Halaman
selanjutnya kau buka kembali.
Dear diary,20 Januari 2008
Momo,aku hari ini seneng banget,setelah udah lama gak ketemu ama
Lukman,tadi aku ketemu dia.
Jdi gini Mo,aku ketemu dia waktu aku bolos pramuka,nah,,pas aku
beli es pleret kejadian waktu diSMP dulu terjdi Mo,aku ama dia sama pesen
esnya. Pas dipanggil yg pesen es pleret kita sama-sama teriak.
Aku langsung liat siapa cowok itu,dan dia Lukman..seneng bgt pokonya
Mo,gak sia2 aku bolos. Aku ama dia Cuma diem2an sih,mungkin karena udah lama
gak ketemu.
Aku makin penasaran apa aja yang aku ceritakan di diary
ini,halaman selanjutnya aku menulis.
Dear diary,21 januari
2008
Mo,kenapa kemarin aku bodoh sekali gak nyapa,tanya sekolah
mana?bodoh ya aku, >.<
Aku membaca ini Cuma dengan senyum,”kenapa aku dulu
berlebihan ya,tapi tak apa,perjuangan cinta”,batinku dalam hati sambil mencoba
membalik untuk kehalaman selanjutnya.
Dari sekilas aku membaca diary yang aku tulis aku
masih teringat jelas tentang sebuah kejadian lucu. Saat pulang sekolah aku
menunggu angkutan kota untuk kembali kerumah.
“tinnnnnnnnnnnnnn……..” suara klakson yang
mengagetkanku dan temanku.
Aku tersontak
kaget dengan cowok itu,”Lukman?????”,antara kaget dan senang.
“hai,,ternyata bener kamu sekolah disini?”
Masih seperti penyakit kebiasaanku yaitu antara
melamun dan terpesona,”iya,kok tahu kalau aku?”
“iya,tadinya gak yakin,tapi waktu ketemu dulu aku
liat seragam mu ada identitasnya”,dengan senangnya aku mendengar jawaban
Lukman,berarti dia perhatiin aku.
“terus mau kemana nih?”aku memulai obrolan santai di
depan sekolah.
“ups,,lupa,,kenalin ini temanku namanya Ilham. Ilham
ini Avi temanku,Avi ini Ilham”,kami saling berjabat tangan.
Selang beberapa waktu aku dan Lukman bertukar no
telepon agar mudah untuk menghubungi.
“kamu sekolah disitu?”,sambil menunjuk arah sebuah
sekolah yang tak jauh dari sekolahku.
“iya,Vi”. Kami akhirnya bercerita panjang lebar
waktu ketemu di es pleeret dulu. Waktu bersama Lukman itu sangat cepat.
“Vi,aku pamit dulu ya,udah sore. Kamu juga mau
pulang kan tadi”
Rasanya gak pengen udahan tapi gimana lagi,”iya ni
mau pulang juga”
“ya udah,aku duluan”
“iya”. Lukman dan Ilham berlalu begitu saja. Aku
masih melihatnya hingga tak terlihat lagi oleh pandanganku.
Hari-hari berikutnya aku smsan sama Lukman,dia
orangnya asik banget. Tapi dari sekian sms tidak ada tanda-tanda kalau Lukman
memberi sinyal baik untukku. Dalam salah satu pesan yang dikirimnya padaku.
Dari :Lukman
Vi,mau gak tak comblangin am Ilham.
Aku benci sms ini,kenapa dia gak tahu kalau aku itu
sayang dia. Dengan nada bercanda aku membalas.
To :Lukman
Kamu ki apa to,hahaha
Tak berapa lama sms tiba-tiba masuk dari nomor yang
tak aku kenal.
Dari : 085643xxxxxx
Hai avi,aku Ilham,ingetkan?
Aku baca sms dari Ilham kayak males mau balas tapi
dia temen Lukman,gak enak. Akhirnya malam-malam selanjutnya aku smsan sama
Lukman dan Ilham. Hingga liburan sekolah tiba dan Illham pergi ke Surabaya.
Malam ini tiba-tiba Lukman sms.
Dari :Lukman
ada acara gak,keluar yuk cari angin?
Replay
Gak ada kok,mau kemana?ya ke rumah aja
Dari : Lukman
Ya cari angin aja,ok,aku otw ya J
Saat Lukman udah sampai rumahku.
“Tok,tok,,,,”,dengar suara ketukan pintu
Segera aku menghampiri dan membuka karena aku tahu
itu Lukman. Akhirnya kami jalan keluar. Tadinya mau cari nasi kucing di
Alun-Alun sambil duduk di Alun-Alun tapi acara kali ini lain.
Lukman tiba-tiba menghentikan motornya di
Lapangan,disitu banyak beberapa orang namun tak begitu ramai karena ini hari
kamis bukan malam minggu.
“kenapa kita berhenti di sini?”,aku bingung karena
motor berhenti.
“gak apa-apa,duduk sini dulu deh”. Aku hanya ngikut
dan duduk di sampingnya. Beberapa detik kemudian kami hanya terdiam. Hingga
Lukman terbatuk dan tanda ia akan memulai pembicaraan.
“uhuk,,uhuk… vi,boleh tanya sesuatu gak?
Aku bingung apa yang akan terjadi,”iya,boleh
aja,tanya apa?
“sebenaranya aku udah lama pendem in dari
kamu…….”,belum selesai dia menyelesaikan pemebicaraanya aku memotongnya.
“mendem apa?,aku penasaran.
“aku udah suka kamu sejak jaman SMP dulu”,sebuah
kelanjutan yang biki aku kaget karena gak nyangka kalau dia juga merasakan apa
yang aku rasa.
Aku masih tercengang dengan kata-kata Lukman,aku
seperti mimpi. Apa semua ini mimpi. Beberapa kali aku menepuk pipi dan mencubit
pipi.
“kenapa kamu menyakiti diri kamu sendir?”,Lukman
heran denganku.
“gak apa-apa kok. Ini gak mimpi kan?,aku coba
bertanya kepada Lukman.
“gak kok?”,tiba-tiba dia meraih tanganku dan
berdiri.
“Avi,aku mempunyai rasa itu begitu lama. Aku dulu
tak pernah mengungkapkannya. Kali ini kau tak ingin membuang kesempatan sebelum
hatimu jatuh ke hati cowok lain.”
Dengan tercengangnya aku menderngar pernyataan
Lukman. Lukman melanjutkan kalimatnya yang ternyata belum usai.
“mau gak Vi kamu jadi cewekku?”
Aku hanya terdiam,tercengang akan semuanya. Aku
berharap ini tidak mimpi dan ini kenyataan. Dengan masih tergagap aku
menjawab,”a.a.a.ku..sebennernya juga udah suka ama kamu sejak SMP,” aku
menghela napas untuk kalimat yang aku ucapkan.
“aku mau jadi pacarmu,” sebuah senyum bahagia dari
kami berdua.
Aku terbangun dari sebuah kenangan yang indah.
Sebuah penantian dari dulu terjawab semua. Aku menutup buku diary dan album ini
sebagai sebuah kenangan yang manis. Sebuah senyum manis yang ada padaku.
Sekarang aku sangat bersyukur jika aku menadapatkan
Lukman. Aku jadi teringat kata-kata dari Ibu kantin dulu saat di SMP “kalian
pasti berjodoh,nak”.
“ah,apa benar ya ucapan Ibu kantin dulu itu?”,aku
bergumam sendiri. “ ah,udahlah,itu juga Cuma kata-kata”,aku mencoba menepisnya.
“I’m so lonely broken angel,I’m so lonely to my
heart….. “,sebuah telepon masuk.
Aku tak berharap ini Mb Indi yang menjailiku.tapi
ternyata mb Indi lagi yang telepon,aku tak menjawab telepon karena pasti Cuma
iseng dan melanjutkan pekerjaan yang belum ku selesaikan. Tapi telepon kembali
berdering dan mb Indi,dan terulang hingga delapan kali. Untuk yang terakhir aku
menjawab telepon dari mb Indi.
“hallo mb Ind,kenapa?”
“mau tanya,lagi apa?” dan kembali telepon terputus.
Dengan sebal aku ngomel-ngomel sendiri karena mb Indi nyebelin. Dan aku
melanjutkan memebereskan buku yang dari awal tak namapak perubahan,mungkin
karena kau terlalu mengenang masa lalu.
Aku menata buku sesuai tempatnya. Saat semua telah
aku selesaikan aku membuka laptopku untuk mencari lagu-lagu agar menemaniku
beristirahat. Saat aku membuka tampilan awal di laptopku adalah fotoku dan
Lukman yang sengaja aku susun cantik dan sedikit editan.
“agh,ini foto-foto waktu awal-awal pacaran sama
Lukman”,aku tersenyum kembali jika mengingat masa itu. Suasana dari kenangan
masih terasa disini. Aku mencoba membuka file-file foto saat aku bersama dengan
Lukman dari awal kita pacaran. Dari foto-foto jelek,polos,waktu sekolah terasa
melengkapi indahnya sebuah kenanganku dengan Lukman.
Ku perhatikan foto satu demi satu,sambil mengingat
momen waktu dulu. Ku pandangi foto itu dan membuat aku tersenyum dengan tingkah
laku kita. Dan yang terbaru foto saat di Ketep bareng mb Indi dan temen-temen.
Saat sebuah foto Lukman ngantri di toilet dengan kamera tersembunyi bisa ambil
foto itu. Karena waktu itu hujan,semua pakai mantel. Dan foto selanjutnya saat
Lukman pakai matel yang berwarna merah muda.
Momen foto selanjutnya saat makan durian di
pinusan,saat musim durian kami dan Mb
Indi membeli durian dan makan bersama di Pinusan. Foto yang gak kalahlucu saat
janjian lari dengan mb Indi dan hanya Lukman yang lari. Dengan rambutnya yang
panajang dia berlari sambil terkibas rambutnya.
Ku nikmati foto-foto itu dengan penuh kenangan,tap
sedikit terbesit dalam hatiku ini. Dalam hubungan kami selalu pasang
surut,karena intensitas ketemuan kami diperhitungkan sekali.
Aku dan Lukman LDR jogja magelang,jadi saat dia
pulanglah waktu kita ketemu. Aku harus memendam perasaan kangen. Saat Lukman
gak pulang itu hal yang paing meneyebalkan dan buat kami jadi berantem. Karena
Lukman kadang sibuk dengan kuliahnya aku sering dilupakan dan membuat aku jadi
marah ama Lukman,yang tak kalah menyebalkannya karena Lukman gak tahu kalau aku
marah.
Saat aku sambil membuka foto,foto selanjutnya adalah
foto salah satu personil girl band dan kesukaaan Lukman. Aku kaget kenapa foto
ini bisa disini. Aku angat benci dengan foto ini. Lukman berlebihan ngefans
dengan personil ini,karena hampir foto personil ini memenuhi memori di
handphonenya dan tak satupun foto aku dihandphonenya. Itu yang selalu buat aku
tensi tinggi kalau udah masalh foto ini. Segera aku menghapus foto itu sebeblum
aku bad mood.
Tak berapa lama telepon berbunyi dan kali ini dari
Lukman. Aku segera menjawab telepon dari dia. Sambil ku matikan laptopku.
Disela obrolan aku bergumam,”ah,semua kenangan indah
semoga menjadi sebuah impian dan kenyataan masa depan dengan aku selalu bersama
Lukman untuk selamanya.”
“agh,apa sayang,kamu ngomong apa?”
Ups,ternyata Lukman tau gumamanku,,”gak apa-apa kok”
Dan hari ini aku memulai cerita kembali bersama
Lukman dan hari ini akan jadi sebuah kenangan yang indah. Aku yakin jika sebuah
cinta sejati bukan berusaha mengubah tapi berhasil menrima dan dewasa bersama.
Aku juga belajar jika cinta ku ini bukan tentang “aku sangat beruntung
memilikinya” tapi berharap “dia juga beruntung memilikiku”. Hal yang masih ku pelajri hingga saat
ini adalah memeberikan cinta yang tulus kepada Lukman. Dan Lukmanlah yang berharga dimata ku,maka tak ada alasan aku
untuk mencari seseorang yang lebih baik dari Lukman.
cerpen 2^^
Cinta Tak
Berujung
Aku Ari Indi yang bisa
dipanggil Ari atau Indi.
Sore itu aku sedang
berjalan-jalan bersama adik sepupuku hari ini. Kupikir hari ini hari yang cukup
cerah. Umurnya mungkin baru 4 tahun lebih sedikit. Tapi tingkahnya terkadang
seperti orang dewasa saja.
Yah… hari minggu pagi
seperti ini memang menyenangkan. Tak ada beban pikiran untuk berangkat pagi ke
kuliah. Apalagi pagi-pagi seperti ini jalanan tidak terlalu ramai. Kendaraan yang
berlalu lalang sedikit.
“Kak indi!”,terdengar
suara kecil adikku memanggilku.
“Ya? Ada apa sayangku?”,
tanyaku sambil berjongkok mensejajarkan diri dengan adikku yang lucu ini.
“Itu tempat apa kak?”,
tanyanya dengan nada lucu sambil menunjuk ke sebuah bangunan. Matakupun
mengikuti arah yang ditunjuknya.
Ternyata Upi’, nama adik
sepupuku ini, menunjuk ke sebuah sekolah kanak-kanak yang memang cukup jauh
dari tempat tinggalku. Sehingga aku jarang main ke tempat ini.
“Itu sekolah TK, pi’.
Tahun depan Upi’ sekolah disini mau?”, tanyaku pada gadis kecil berambut
keriting ini.
Tapi tunggu dulu. Hari
minggu seperti ini kenapa anak-anak TK masuk ya?
“Kak, masuk kesana
yuuukkk!”, adikku mulai merengek . Jika sedang merengek seperti ini tak ada
yang bisa menolaknya.
Tapi lumayan. Kebetulan
aku ingin tahu sedang ada acara apa disana. Jadi adikku ini bisa dijadikan
alasan jika ditanya salah satu orang yang ada disana. Aku mengambil tempat duduk
di beranda rumah yang ada di sekitar Taman Kanak-kanak itu. Bukan hanya aku
yang duduk disini. Ada juga seorang lelaki yang cukup tampan mengajak seorang
anak laki-laki seumuran Upi’.
Ternyata sedang ada
semacam pentas yang menampilkan kemampuan anak TK disini. Lucu sekali. Aku jadi
teringat saat itu,dan memoryku kembali 11 tahun lalu. Masa kecilku, lebih
tepatnya masa Taman Kanak-kanakku yang kuhabiskan bersamanya. Dulu aku tidak
tinggal disini. Dulu aku tinggal di Semarang. Dan ketika aku Sekolah Dasar
kelas 2 ayahku dipindah tugaskan ke Magelang.
Tapi kenangan masa-masa
ketika aku di Semarang tetaplah melekat dalam hatiku. Apalagi masa-masa TK saat
itu. Bersama cinta masa kecilku. Entah bisa dibilang cinta masa kecil atau
apalah. Yang penting bukan cinta monyet. Karena aku dan dia bukan
monyet.hhehhee... J
Eh? Kulihat ada 2 orang anak sedang menyanyi di
depan. Yang satu laki-laki,satunya perempuan. Lucu sekali melihat mereka
berdua. Mengingatkanku ketika aku masih seumuran mereka dulu. Bersamanya. Benar-benar
masa kecil yang indah untuk diingat dan tak akan pernah kulupakan.
Namanya Adi Yudha. Aku
mengenalnya karena kami satu sekolah saat masih Taman Kanak-kanak dulu. Sejak
perkenalan itu entah mengapa kami merasa cocok. Aku dan Yudha anak dari keluarga
tentara. Dan kami tinggal di sebuah kompleks asrama Srondol. Entah kebetulan
atau apa rumah kami berdekatan,barhadapan bahkan.
Banyak hal kami lalui
bersama. Dari memanjat pohon, bahkan ketika jatuh dari pohon Yudha yang
menolongku. Main PS bareng. Makan bareng,terutama makan kerang .Banyak hal kami
lakukan bersama. Pernah Juga sepeda kesayanganku dibocorin banyak sama temenku.
Dan Yudha juga yang membantuku. Aku menumpuk banyak alasan agar dia mau
mengantarku berangkat maupun pulang sekolah.
“kaakkkkkkk!”, aku
mendengar seorang anak kecil berteriak padaku. Mengagetkanku saja.
“Ada apa sih?”, tanyaku
menekan kemarahanku.Upi’ membangunkanku
dari kenangan indahku. Tambah lagi laki-laki seumuran denganku yang sejak tadi
duduk disebelahku malah menertawaiku. Sementara yang ditanya hanya diam saja
dan duduk disampingku.
“Ada yang lucu mas?”,
tanyaku ketus. Tak peduli kalau Upi’ ada disebelahku.
“Hmhmhmhm…. Tidak!”,
jawab cowok itu sambil menahan tawanya.
“Hhhh!”,aku mengalihkan
pandanganku ke panggung tanpa menghilangkan raut wajah sebalku.
“Aku ulin! Kau?”,
kudengar cowok itu mulai berbicara. Sepertinya tawanya sudah reda.Kemudian
kuangkat kepalaku menatapnya.
Dia sedang berdiri.
Menyunggingkan sedikit senyum. Mungkin itu senyum andalannya. Dan mengulurkan tangannya
padaku. Apa aku harus menolak uluran tangannya atau tidak. Jika ku tolak pasti
dia sakit hati.
“Aku Ari Indi”, kupilih
untuk mengulurkan tanganku menyambut jabatan tangannya. Kubuang semua egoku.
Dalam pikirku aku tak boleh menyakiti hati orang lain meskipun itu berarti aku
yang harus tersakiti.
Aku tercengang. Yang
kulihat malah Upi’ sedang senyum-senyum gak jelas sambl memandangi wajah Ulin.
Oh Tuhan! Anak kecil jaman sekarang terlalu mudah dewasa.
Aku merasakan handphone
di saku celana jeansku bergetar. Setelah kulihat ternyata ada satu pesan
diterima.
1
pesan diterima
Dari : Wenny Nda Q [085643445566]
|
Heiiii nda??km dmn cih?
|
Replay....
Ke: Wenny Nda Q [085643445566]
|
Di TK kartika IV
srondol
sktr rmh, lg jln2 ama adek, ksni aj…
^^
|
Kelihatannya sudah tidak
ada balasan lagi. Akupun memasukkan kembali Handphoneku dan menengok Ulin juga
adikku.
“Siapa? Cowokmu ya?”,
tanya Ulin padaku. Yang sontak membuatku gelagapan.
Bagaimana tidak. Aku dan
Wenny memang dekat. Kita kemana mana berdua.Tapi tidak ada hubungan apapun
diantara kami selain teman. Jujur saja aku memang menyukainya. Sangat. ..Entah
sejak kapan aku memiliki perasaan pada
cowok itu.
“Hey!”, ulin
megibas-ngibaskan tangannya didepan wajahku. “Napa malah nglamun non?”,
tanyanya lagi.
“Eh? Bukan! Cuma temen
kok!”, kataku . Tak mau menumbuhkan lebih banyak pertanyaan di otaknya.
Akupun berpamitan pada
Ulin dan berjalan menuju pinggir jalan.
“Tin!Tin!Tin!!!!!!”
Sebuah suara klakson
motor mengagetkanku. Ternyata itu Wenny yang menjemputku. Tapi moodku sudah
berubah buruk saat ini. Setelah sampai dirumahpun aku tetap diam. Sementara aku
hanya berdiam di kamar. Untuk beberapa saat aku hanya membuka album masa TKku.
“Indii, nak Wenny mau pamit!”, kata ibuku. Aku
segera beranjak dar kamarku.
Ketika ku tengok
kebelakang, ayah ibuku sudah masuk dalam rumah.
“Kamu kenapa Nda,kok
kayaknya lagi ada masalah?”, tanya Wenny tiba-tiba.
“Lagi gak enak badan aja
kok nda,gak apa-apa”,.muka pucat yang sebenernyaa bohong.
“Jika ada apa-apa ceritalah
padaku. Aku siap mendengarnya.ok Nda”, katanya sambil merangkulku. Wenny memang
bersikap seolah mengerti apa yang kualami. Aku tahu dia hanya mencoba
mengerti.Sebelum dia pergi tak lupa dia selalu menjabat tanganku,dan cium
kening, seperti pacaran saja.hehhehehee J
“Makasihh”, lirihku. Ya…
aku mengucapkan itu begitu lirih. Aku tak mau menyakitinya. Dia, orang yang
kusayangi. Untuk saat ini.Dia yang mengisi hatiku,dia orang yang sempurna
buatku.
Kulihat dia mengangguk.
Setelah dia pergi dari pandanganku, aku kembali memasuki kamarku. Aku
memikirkan semuanya. Aku tak mau menyakiti siapapun.
Aku mengambil album TKku. Kubuka lembar demi
lembar. Mengenang masa TK. Masa bersama Yudha.
Aku masih ingat ketika
kami hujan-hujanan. Berlari menerjang hujan hanya dengan jas hujan kecil milik
kami. Begitu menyenangkan. Aku juga ingat waktu itu aku jadi rajin juga
karenanya. Ya… Karena seorang Yudha.
Pertemanan kami terbilang
cukup awet. Meski terkadang ada sedikti pertengkaran kecil diantara kami. Tapi,
akhirnya baikan juga. Hingga saat itu tiba. Ayahku dipindah tugaskan ke
Magelang. Aku terkejut. Aku tak bisa berpisah dengan Yudha. Terlalu sulit
untukku berpisah dengan Yudha. Tetapi Yudha kecil begitu tegar. Dia tetap menenangkanku. Bahkan sebelum
kepindahanku, dia memberikan hadiah 1 kardus untukku yang berisi benda-banda lucu. Dia juga mengantarku. Menyedihkan memang
berpisah dengannya. Tapi aku senang masih bisa mengenangnya L
Aku berniat mencari jejak
semua teman-teman TKku. Setiap pulang sekolah, sebelum kembali ke rutinitas
belajarku aku sempatkan mengutak-atik hapeku. Tak lupa pula dengan laptopku.
Aku ingin mencari teman-teman TKku. Paling tidak nomor handphonenya.
1 minggu…. 2 minggu… 1
bulan… 2 bulan sudah aku mencari nomor handphone teman-teman masa kanak-kanakku.
Tapi tidak satupun diantar mereka yang tau nomor handphone Yudha. Kata salah
satu temanku, tak lama setelah kepindahanku, ayah yudha juga dipindahtugaskan.
Katanya Yudha pindah ke Gunung Pati.Pencarian 1 tahun berhasil. Tanpa membuang waktu
akupun menelpon nomor yudha.
“Halo,
Assalamu’alaikum”, suara
khas seorang cowok menyambut teleponku. Meskipun aku tau itu bukan suara khas
mlik Yudha kecil. Karena semakin dewasa suaranya juga berubah bukan.
“Ya,
H-halo”, ucapku
agak gugup. Entah kenapa jantung berdetak cepat saat ini. “Apa benar ini Yudha?”, tanyaku mencoba menghilangkan rasa gugupku.
“Iya, benar. Dengan siapa ya?”, mendengar itu hatiku seakan
melayang. Ya tuhan, pencarianku tak sia-sia kini aku menemukannya.
Setelah aku menyebutkan
namaku. Dari suaranya aku bisa mendengar kalau dia juga senang. Kamipun
bercerita banyak di telepon. Tak kupedulikan pulsaku,kami telepon 3jam. Aku
baru tahu, ternyata dia mencariku. Ya…
yudha juga mencariku. Dia juga takut kalau-kalau kami bertemu ternyata aku
sudah melupakannya. Mana mungkin aku melupakannya. Cinta masa laluku. Bahkan
waktu ulang tahunku yang ke 17 tahun ini. Harapanku adalah bertemu dengannya.
Hari demi haripun
berlalu. Setelah pencarianku itu, kini aku telah lebih dekat dengan Yudha. Aku
tahu disampingku ada Wenny sekarang.
Tapi aku tak pernah tau apa maksud kedekatan kami selama ini. Aku sekarang
lebih sering mengobrol dengan Yudha, meski hanya melalui telepon saja.
Hari ini tanggal 25
Desember 2010. Di salah satu bumi perkemahan daerah Gunung Pati dekat SMP 24.
Jantung terus berdetak lebih cepat setiap mengingat kedekatanku dengan Yudha.Aku
kesana untuk ambil komik untuk Wenny yang cuma ada di Semarang.
Kami berjalan, naik dan
naik. Mencari pemandangan indah untuk meluangkan waktu kami, dan mengobrol.
Mengenang masa lalu kami.kami berada di bukit yang kata dia kalau dimalam itu
indah banget..
Hatiku semakin berpacu
dengan waktu ketika kami saling mengungkapkan perasaan kami. Ya…
“Yud,aku lama cari kamu
karena aku sayang banget sama kamu,,”dia tercengang dengan kata –kataku dan aku
buru-buruminta maaf.
“Ari,kamu itu gak perlu
minta maaf karena aku juga sayang sama kamu”,Oh,ternayata kita itu sama –sama
menyukai. Aku tak tau pastinya sejak kapan.
Kita selanjutnya hanya
tertawa,dan tak memikirkan kalimat yang aku ucapakan.
Lalu kupetik bunga merah
yang akan sebagai saksiku.lalu kami naik kesebuah gasebo dan kita mengalihkan
pandanganku ke pemandangan di depan kami.
Aku pulang dengan
perasaan bahagia. Tak kusangka Yudha kecil kini sudah berubah semakin dewasa.
Dia menjadi cowok yang alim, baik, dan tetap menjadi Yudha yang ku kenal dulu.
Dengan humor-humor kecilnya yang selalu membuatku tertawa. Kata-katanya yang
membuatku tenang,disaat aku butuh sesuatu pun Yudha yang menjadi tempat cerita
dan memberikan solusi yang buat aku tenang.
Hariku terasa senag
bersama Yudha dan Wenny.
Gimana
kisah selanjutnya indi?dengan siapakah cintanya akan berlabuh?
Tunggu
saja ya,,,
Sekilas cerita
sebelumnya,aku lagi bahagia dengan hadirnya Wenny dan Yudha.
Namun,kebahagian itu gak
selamanya. Keesokannya aku dibuat syok dengan status FB Wenny yang jadi “menikah
dengan Annis”,lalu aku segera sms,,
Kepada :Wenny Nda Q [085643445566]
|
Tu maksudnya status
menikah apa?kok sama dia?
|
Gak berapa lama dia
balas,,
“thrretttt,,threttt,,thretttt,,,,,”
Dari : Wenny Nda Q [085643445566]
|
Lh0 nda kan emg udh tau
q ma dia?..
|
Aku langsung tersentak
akan kata-kata dia,walaupun aku memang tidak jelas hubungannya.Tapi dia udah
perhatian,antar jemput atau menemani aku kemana saja.Aku tak bisa terima
kenyataan.Aku cerita dengan Ibu semua.Dia tahu perasaan aku dan melarang aku
dekat.
Belum aku sembuh sakit
aku cerita sama Yudha dan bertanya kalimat suka yang pernah kita ungkapain
bersama-sama.Tapi aku tambah sakit saat ku baca sms dari Yudha.
1
pesan
Dari :Yudha [085643095613]
|
Assalammualaikum
ari,aku tahu perasaanmu saat ini tapi aku juga mau ngomong kalau aku sudah
punya cewek.Maaf aku tak bisa bohongi perasaan ini,aku sayang kamu tapi
gimana aku sudah punya ccewek.
|
Seketika
aku menangis semakin menjadi-jadi.kenapa semua terjadi padaku.Aku dengan berat
hati membalas sms darinya
Kepada :Yudha [085643095613]
|
Walaikumsalam Yud,iya
Yud gak apa-apa.Aku juga tahu kalau kita hanya teman kecil ya.tapi kita tetap
temen ya....
|
Ada balasan dari Yudha,tapi aku udah gak sanggup
buat jawab sms.Aku juga dengan Wenny
tidak smsan untuk 3 bulan.Hari-hariku hanya diam.Masih meratapi
kisahku,tapi aku harus bangkit..
Setelah 3 bulan,,,,,
1
pesan
Dari:
Dari :Mz Wen [085643445566]
|
Indi,dlu nah beliin komik,boleh q ambil.^^
|
Kepada : Mz wen
[085643445566]
|
Iya ambil,dirmh.
|
10 menit kemudian,,,,,
Mz Wenny udah didepan
rumahku,aku buka dan aku suruh duduk.Hanya senyum kecut yang aku berikan.
“Duduk mz,”dengan nada
berbeda dari 3 bulan lalu yang aku ramah sekali.Karena walupun sudah lama aku
tetap merasa sakit itu masih membekas di hati ini dan tak akan hilang.
“Iya,makasih.Sendirian
dirumah?”dia mungin merasa tidak enak tapi gimana komik itu udah gak ada di toko
manapun dan aku punya itu komik.Mau tidak mau dia tetap temui aku.dia juga
berbeda tak seperti dahulu.
Aku pun tak jawab
pertanyaan dia,dan kebelakang untuk buatkan minum.
“Ini mz
minumnya,,waduh,maemanny cuma ini,,maaf ya,,.Entar ya,tak ambilke,,,minum dulu
deh..”ya,aku mulai agak gak ketus sih,gimanapun dia udah baik 3 bulan temani
aku,layaknya pacar tapi kenyataan pahit aku terima dibelakang.
“Ok..maksh,malah
repot-repot,,dikeluarke semua makannya,,hhee”,katanya sambil tertawa,seakan tak
pernah terjadi apapun,,
Lalu kuberikan komik
itu,dan itu benar,dia tanya “Ganti berapa?”
Aku sih dikit bohong ”Gak
sah,gratis aja,itu juga dikasih sama temen kok,”Walupun hati ini sakit,aku
belain ke semarang,ambil komik ,bayar juga di yudha,dia terima beres dan hanya ucapan
makasih.Tapi tak apalah,itung-itung dia bawakan makanan,temani aku kemna-mana
aku bayar dengan komik itu.
“Bener nih,makasih ya..”Dia
sambil tersenyum,senyum manis yang dulu buatku sekarang dia milik orang.kita
mengobrol sih,seperti biasa aja hanya gak panggil “nda”,itu buatku sedih tapi
harus terima semuanya.
Saat aku ngobrol sama
Wenny handphoneku bergetar,,
Dari :Pratama [087731088706]
|
Ao,,agy apa?jo lupa
maem ntr maag..hehe
|
Replay...
Kepada :Pratama [087731088706]
|
Ao juja,,ea,,mksh ez ingetin q sllu ya,, :D
|
Sedikit ku lirik Wenny sepertinya
lihat aku yang lama membalas sms itu dan terlihat serius.Memang aku lama
banget,itu aku sengaja.
“Cie,udah dapat
cowok?kenalin dong sama aku,siapa cowok yang beruntung dapatin kamu??”,kata
Weny yang sambil tertawa dansambil menggoda aku.
Sambil tersenyum aja
aku,“Gak kok,temen aja”.Sambil berpikir kata-kata Weny ‘cowok yang beruntung
dapatin kamu’,apa ya maksud dia?aku berpikir kata-kata dia sampai aku terkejut.
“Hellllooo,,kesambet lho
say ama syaiton,,hehhe”,,gaya khas lucunya sambil ketawa.
Itu yang aku suka
darinya,senyum ramah yang gak pernah habis buatku,jadi inget kalau ada tugas
berat aku ngeluh,pasti dia dukung aku dengan telepondan ngajak tertawa.
“Ahh.. gak nglamun kok,,uh,,dasar
mz Wen,masak say jadi sayton,,hhuh”,menggrutu sebel tapi tetap senyum.
Sejahat dia nyakitin
aku,aku tetap tak bisa benci sama dia.Walaupun disaat aku kemarin sakit ada
Yudha,ada Lucky.Lucky lah yang selalu semangatin aku,tiap detik sms aku buat
ingetin istirahat,makan.Tapi aku kemarin-kemarin belum sadar akan kebaikan dia
yang teramat baik buat aku.
“Ndi,aku pulang ya,,maksih
udah ngrepotin kamu,gratis juga ini komik,hhee”,sambil berdiri dan mengulurkan
tangannya.Lalu aku juga mengulurkan
tangan.Tiba-tiba,tanganku dicium dan dia berpamitan.Aku juga mencium tangannya.
“Iya mz,sama-sama
deh..”,sambil melepaskan tangank ini.
“Da,,da,,,indi,,”,dia
sambil naik motor dan melambaikan tangannya.
“Ok mz,ati-ati”,ucapku
seperti biasa.ku tunggu hingga ia hilang dari pandangan mata ku ini.Cepat
sekali karena dia membawa motor selalu dengan kecepatan tinggi.
Tak berapa lama,handphone
yang aku taruh dimeja bergetar.
“threeeettt,,threeeett,,thretttttt....”
2
pesan diterima
Dari : Mz wen [085643445566]
|
Ao,,q dah sampe rumah,maksh ^^
|
Replay:
Kepada : Mz wen [085643445566]
|
Wuz,,cepet,naek jet ^^ hhehhe
|
Dari :Yudha [085643095613]
|
Rik,aku udah
didaerahmu.Rumahmu yang mana??
|
Aku tidak percaya kalau
Yudha udah didaerah rumahku.Gak pikir lama aku telepon dia.Akhirnya dia kerumahku
untuk tepati janjinya padaku.Aku merasa senang sekali walaupun aku tahu dia
milik orang lain.Aku perisalakan masuk kerumah,dia cerita banyak sama aku.Dia
ingat kalau dia pernah antar pindahan.Seneng banget.Karena udah sore dia
pulang,lagipula perjalanan Gunung pati-Magelang cukup jauh.
“Makasih ya rik,udah
jadikan aku tamu istimewa,kamu jadi repot”,nada halus yang diucapkan tapi buat
aku ketawa.
“iya Yud,kan kamu juga
lagi sekali kerumaku setelah 11 tahun tidak kerumahku,”nada halus juga,biar
kelihatan sopan gitu.
“Assalammualikum ya
rik,kapan-kapan kamu main lagi ketempatku ya.”,sambil mulai menyalakan
motornya.
“Walaikumsalam Yud,iya
kapan-kapan.Kamu juga sering main-main ke Magelang ya,,ati –ati ya
Yud,,”,kulambaikan tanganku dan senyum ku tebar untuknya.
Kulihat sampai dia hilang
dari pandanganku.Sesaaat aku melamun berpikir,kenapa aku jadi dekat lagi sama
Wenny sama Yudha.Ah,tak apalah yang penting mereka bahagia,aku ingin menjauh
tapi hati ini tak mugkin dibohongi untuk tetap dengannya.
Aku berpikir kenapa cinta masa kecilku juga
lenyap,cinta yang ada dihadapanku pun juga hanya menyakiti hati ini.Tapi aku
tak perlu cinta mereka,aku bahagia jika meereka bahagia diatas kesedihan aku
ini.
“Tinnnnnnnnnn,,,,,”,bunyi
klakson truk yang lewat membangunkanku dari lamunan ini.Dan aku masuk kerumah
kembali.
Aku tak pernah putus sms sama Yudha sebagai tali
persaudaraan.Sering kasih kabar,tanya kabar keluarga.Aku juga jadi smsan
Weny,tapi tak sedekat dahulu,karena aku tahu batasanya.
Aku baru tahu makna ‘cinta tak harus memiliki’.Aku alami
sendiri kisah cinta ini,cintaku memang tak ditakdirkan untuk memiliki
mereka,tapi hati ini telah bahagia saat aku dulu bersamanya.Harus terima semua
dengan hati dan pikiran tenang. Akhirnya aku tak bersama Yudha atau Wenny...
cerpen 3^^
Senyum Nenek Manis
Ini
cerita nyata dari aku.. Sebulan silam,tepatnya di bulan Januari 2012 aku
berlibur di salah satu teman sewaktu di Sekolah Menengah Atas Magelang. Kami
telah merencanakan sudah beberapa hari sebelumnya. Temanku ini melanjutkan
kuliah di sebuah Universitas di Semarang.
“Kapan
kamu ke Semarang,katanya kamu mau menunjukan tempat wisata,”temanku bertanya di
sambungan telepon. Temanku ini baru di Semarang,dan ingin tahu tempat-tempat di
Semarang. Yang kebetulan aku lama di Semarang,aku sering memberi beberapa
tempat yang bisa di kunjungi.
Aku pun
berpikir tempat yang tak jauh,”gimana kalau Gedong Songo,di sana indah sekali
pemandangannya,kalau cukup waktu nanti mampir ke Air Terjun juga?”,aku
memberikan sebuah usul menuju Candi gedong Songo.
“Tapi
kamu tahu jalannya gak?”dia pun bertanya.
“Aku
sih tahu kalau sudah jalan,ya kalau nyasar ya halangan.hahaha”,sedikit
ketawa,karena aku juga lupa-lupa ingat. Sudah lama aku tidak kesana.
“Waduh,gimana
to km,ntar nyasar gimana?eh,tapi aku gratis ya,hehehe”,temenku ini minta
gratisan terus.
“Ya
sudah,santai saja gampang,besok aku berangkat dari Magelang jam 6 pagi,biar gak
kesiangan. Besok aku jemput ke kampus mu langsung cabut ya,ok”
Dengan
semagat temanku jawab,”Ok,siap saja kalau untuk jalan-jalan”. Langsung telepon
terputus,”Tut..tut..tut..”
Pulsaku
ternyata habis,karena operator yang kita gunakan bersebrangan. Aku malam sudah
menyiapakan untuk berangkat besok.
Esok
hari…pukul 06.00 Waktu Kota Magelang.
Setelah
ijin dengan orang tua,motor sudah siap dan sudah di cek. Dengan segera aku
melncur ke Semarang,dengan rata-rata 70 km/jam aku akhirnya sampai di kampus
temanku. Ternyata cepat,jalan yang masih pagi,sampai Semarang hanya 1,5 jam.
Dari
awal aku berangkat dari Magelang sudah merasakan tidak enak,tapi aku cuma bisa
berdoa saja supaya aku selamat.
“Lama
sekali sih??”,sambil menggurutu aku dalam hati sambil mencoba menelepon temenku
yang dari tadi tidak diangkat olehnya.
“Dorrr………”,temanku
mengagetkan ku dari belakang.
“Lama
sekali sih kamu,sudah lama aku menunggu kamu,”temanku hanya tertawa
kecil,mungkin lucu lihat mukaku yang emosi karena menunggu lama.
“Maaf,maaf,dosenku
molor. Ya sudah,ayo berangkat”.Segera kami berangkat sampai di Candi gedong
Songo.
Hari
ini cuaca tidak mendukung,setelahnya kami di Gedong Songo,hujan menguyur deras.
Yang membuat kami tuk merubah jadwal perjalanan kami yang awalnya ingin ke
sebuah air tejun dan terpaksa kami batalkan.
Air
menguyur deras hingga aku pulang ke Asrama Srondol. Karena sudah terlalu sore
untuk aku pulang ke Magelang dan sudah terlalu capek untuk perjalanan di tengah
hujan deras yang tak kunjung reda.
Di pagi
yang cerah aku semangat untuk pulang ke Magelang,setelah berpamitan aku
bergegas pulang ke Magelang.
Di
tengah perjalanan,tiba-tiba jalan macet total dari arah Semarang tapi yang buat
aku aneh dari awal berlawanan tak satupun kendaran jalan. Aku berhenti di
samping sebuah mobil box dan bertanya paada sesosok lelaki yaitu pak sopir.”pak ,ada apa kok macet
panjang?”
Bapak
itu menjawab dengan ramah kepadaku,”Ada kecelakaan mbk katanya”.
“Oh..gitu,makasih
pak”. Lalau aku mencoba menerobos untuk melewati,tak jauh dari situ aku
terdiam.
Melihat
sebuah bus besar yang hancur semua,dan sebuah mobil carry yang tak kalah
hancur. Aku hanya membayangkan bagaimana nasib penumpang kalau kendaraannya
saja hancur seperti itu.
Tak
lupa aku memngirim Al-fatihah untuk para korban entah selamat atau tidak yang
pasti di berikan yang terbaik saja untuk para korban.
Aku
tiba-tiba mengatakan dalam hati,”semoga aku juga selamat dan tak terjadi
apa-apa”,lalu aku melanjukan perjalananku sambil tetap berdoa sepanjang jalan.
Karena
macet yang sangat panjang,aku ingat budheku yang akan pulang naik bus dari
Semarang,aku segera memberitahu agar menunda kepulangannya.
Aku
berhenti di Ambarawa,dan menelpon budheku,“Assalammualaikum budhe,budhe tadi di
Ungaran ada kecelakaan yang macetnya panjang sekali budhe,budhe pulngnya nanti
saja.”
“Kecelakaan,ow,ya,,la
ini kamu sampai mana?”
“Saya
baru sampai Ambarawa budhe,sudah ya budhe,saya lanjutkan perjalanan dulu”
“Iya,hati-hati
ya,”lalu ku tutup telepon.
Karena
kondisi jalan yang sangat sepi,aku memacu motorku dengan kecepatan tinggi.
Namun baru saja aku beranjak dari tempat aku berhenti tadi.
“Gubrak,,,,srettttttttttttttttttttttttttttttt…”,motorku
menabrak motor yang berada di depanku. Seketika motor kami terjatuh dan motorku
terseret jauh dari motor yang kau tabrak.
Aku tak
bisa terbangun dari tempat itu,aku duduk di tengah jalan raya. Kalau seandainya
dari jauh ada truk atau mobil dengan kecepatan tinggi pastilah aku tertabrak
dan mungkin tak selamat. Bapak yang ku tabrak langsung berdiri dan membawa
motorny kepinngir tanpa merasa iba kepadaku. Tak lama bapak-bapak yang naik
motor juga berhenti dan menolongku. Aku di angkatnya ke pinggir dan motorku.
Bapak yang kau tabrak marah,karena beliau sudah benar masih di tabrak. Segera
beliau minta KTP ku. Aku juga menelpon ayahku memberitahu kalau aku kecelakaan.
“Pak,aku
kecelakaan”,tersontak nada ayahku yang kaget.
“Kamu
gimana?gak apa-apa?dimana?”
“Aku
luka kaki kiri,motor rusak parah pak,”sambil aku menangis karena kaki kiri ku
bengkak besar. Aku memberikan teleponku ke bapak yang kau tabrak.
Alhamdullillah,masih
ada orang baik padaku yang menolong aku membawa ke pinggir jalan. Ada penduduk
tak jauh dari situ,membawaku ke puskesmas terdekat agar mendapat penangganan .
Aku berulang-ulang menangis menahan sakit dan shock sehabis kecelakaan itu.
Setelah
mendapat penagangan dari puskesamas,aku duduk di teras puskesmas sambil
mengompres kaki yang bengakak.
Tak
berapa lama ayahku dating dengan ibu dan seseorang membawa mobil. Ibu langsung
melihat kondisiku,segera ayah menyelesaikan semua urusan dengan bapak yang aku
tabrak dan kembali pulang.
Sepanjang
perjalanan aku di tanya kejadiannya. Aku juga segera dilarikan ke RST Magelang
untuk memeriksakan apakah ini parah. Setelah rongsen dan hasilnya baik-baik
saja aku bersyukur sekali. Berulang-ulang aku mengucap syukur hany luka kecil
yang aku alami. Ibuku juga bersyukur seperti itu.
Sudah
hampir satu bulan aku susah berjalan karena sakit yang tak sembuh,sudah
berulang-ulang aku di bawa ke tukang
pijit namun tak berubah.
Lalu
,di sebuah sore itu. Ada teman ayah yang memiliki indra ke enam atau kebatinan.
Dan dia tahu kalau aku kecelakaan bukan murni kecelakaan. Ada yang membuat aku
kecelakaan,ternyata ada seorang yang tak suka dengan keluargaku. Mereka membuat
aku jatuh,percaya tak percaya itu tinggal kembali pada kita masing-masing. Aku
terjatuh karena di jegal sama setan dan kaki ku bengkak karena di ludahi sama
setan.
Aku
dibawa ke sebuah pondok,di sana bisa mengobati penyakit yang tidak wajar. Aku
di obati oleh seorang kakek yang umurnya lebih dari satu abad yang katanya
sekitar umur 108 tahun,di jaman sekarang sangat langka menemukan seseorang yang
umurnya lebih dari seabad.
“Kamu
diserang kaki dan bagian lambung”,belum aku menceritakan penyakitku,si embah
sudah mengetahui apa yang kau alami. Aku di persilakan duduk dan di minta untuk
selalu membaca Al-fatihah.
Aku
mengikuti yang di minta si embah ini,aku merasakan kesakitan yang hebat,aku tak
kuat untuk menahannya. Bukan karena luka yang belum kering di kaki namun
pijatan si embah yang buat aku merintih sakit.
“Aduh
mbah,”berulang kali aku merintih kesakitan,namun si embah tidak hiraukan
ucapannku,dan berkosentrasi dengan pijitan sambil melafalkan beberapa doa yang
terlihat karena bibirnya yang bergerak-gerak.
“Banyak
sekali yang ada di kakimu,sangat kuat”,si embah setelah menyelesaikan
pijatannya di baian kaki,si embah ini saat mengambil penyakitpun beliau ikut
hampir terlempar-lempar karena dahsyatnya.
Lalu si
embah berucap,“jika kaki tidak disembuhkan,kaki kamu akan tetap membengkak dan
akan membusuk”. Tersontak aku ikut kaget,tidak bisa bayangkan,kaki sebagai
tumpuan tubuhku ini tak dapat berfungsi.
“Nah,sudah
sembuh,coba buat berdiri dan jalan-jalan,”aku ragu karena sebelumnya aku
berjalan saja susah. Dengan perlahan,aku berdiri dan mencoba jalan normal.
Hasilnya…bukan main,aku dapat berjalan normal kembali.
“Hore,aku
bisa jalan lagi mbah,makasih mbah,makasih mbah,”aku senangnya bukan main
melebihi apapun,ibuku yang menungguku juga ikut senang karena aku telah sembuh
dari sakitku. Si embah juga ikut tersenyum.
“Gadis
manis bisa jalan kembali,”si embah menggoda kau. Aku hanya tersenyum kepadanya
sambil mondar mandir kesana kemari. Mau percaya atau tidak tapi ini nyata,kita
juga harus percaya kalau kita hidup itu tidak sendiri,masih ada alam lain yang
hidup berdampingan dengan kita.
Keesokannya………….
Aku
mencoba berjalan kembali,aku tersaya berat kembali. Tapi ayah mencoba
menghubungi teman ayah yang memiliki kelebiahan itu,untuk mengobatiku. Dia
dating kerumah,dan menceritakan duduk permasalahan sebenarnya sakit yang kau
alami. Dia mulai bercerita.
“Begini,pak,buk
dan adek. Sakit yang di alami adek ini memang ada yang membuat tapi itu sudah
hilang setelah kemarin di pijit,”kami semua kaget,karena kami sebelumnya belum
cerita kalau kemarin kita dating kesebuah pondok untuk membersihakan sakitku.
Kami makin yakin jika orang ini memiliki kelebihan yang di atas batas normal,dan
mungkin jika dipikir-pikir antara iya dan tidak. Tapi ini nyata.
Lalu
dia melanjutkan ceritanya,”jika adek kembali ke jalan itu pasti menemukan nenek
yang akan tersenyum padamu”,bulukudukku mulai berdiri,karena baru kali ini kau
berurusan dengan makhluk lain,padahal aku tidak merasa mengganggu. Teman ayah
ini tidak melanjutkan ceritanya,ada alasanan yang buat dia tak cerita lebih
banyak,yang terpenting aku sudah di sembuhkan.
Aku
bingung entah sugesti atau memang benar,malamnya aku bermimpi. Aku di
kembalikan pada saat kecelakaan di ambarawa dan saat aku terjatuh dan duduk
lama di tengah jalan raya itu. Aku melihat seorang nenek dari jauh,yang
tersenyum padaku,nenek tu berambut putih,panjang namun aku tak jelas memandang
wajahnya. Tersontak,aku bangun dari tidurku
“Astagfirullah,ada
apa ini?”,saat itu jarum jam di kamarku menunjuk pada pukul 02.00 WIB. Aku
terbayang-bayang mimpi itu,aku mencoba tidur kembali.
Keesokannya
aku bercerita pada ibu tentang mimpi itu,tapi di anggap sugesti mungkin.
Malam berikutnya
aku di datangi kembali oleh nenek itu,kali ini mimpi itu bercerita kalau aku
dan keluarga beertengkar dan nenek itu duduk manis di samping tempat tidurku
persis.
Keesokannya
aku tidak cerita,mungkin aku saja yang masih kepikiran. Namun,untuk ketiga
kalinya,nenek itu dating.
Kali
ini aku sedang berjalan-jalan dengan ibu di sebuah jalan di kotaku
ini,tiba-tiba nenek itu duduk di seberang jalan dan tersenyum padaku. Aku
bingung,aku bisa melihat nenek itu tersenyum namun aku tidak bisa melihat wajah
beliau.
Kali
ini aku menceritakan pada ibu namun ibu juga ikut bingung,”Ada apa dengan nenek
itu si?padahal kita tidak mengganggu dia?”
“Aku
juga tidk tahu ,Bu.”kita di buat bingung sendiri dengan kejadian aneh ini.
“Kalau
itu hany sugesti kenapa sampai tiga kali dating ke mimpi kamu?”ujar ibu yang
memang ikut bingung dengan nenek itu,maksud dan tujuan nenek itu juga belum di
ketahui oleh kami.
Kejadian
aneh mulai mucul lagi,malam itu aku sedang bercerita dengan ibu di ruang
tamu,tiba-tiba……
“Aduh,Bu,,,,aduh…”aku
merintih kesakitan pada bagian kepala di sebelah kanan,seperti migrant hebat.
Dan aku belum pernah merasakan hal seperti ini,dan saat itu aku dalam keadaaan
sehat.
“Kenapa
kamu?ada apa?kok mengaduh?”,ibu menghampiri aku,karena kami duduk bersebrangan.
“Bu,pandanganku
berkunang-kunang.Bu,kepalaku sakit seperti ditusuk-tusuk.” Aku memegang
kepalaku yang sakitnya bukan main seperti ada yang menusuk dan meneruh sesuatu
yang sangat berat di kepalaku.
Seketika
aku guling-guling di tempat tidur,dan merintih kesakitan. Aku memukul kepalaku
sendiri untuk menghilangkan sakit kepala ini. Ibu dan ayah berpikir ini sakit
biasa,mereka memberiku tah hangat,namun tak ada perubahan.
“Bu,makin
sakit.yah,makin sakit”. kedua orang tuaku bingung dengan kejadian ini,saat itu
juga lampu kamar meredup. Baru kali ini juga lampu itu begitu,lalu lampu itu
terang kembali. Tapi kami tak pernah berpikir kalau berhubungan dengan makhluk
lain. Ayah menelpon seorang kyai untuk menyembuhakan.
“Assalammualaikum
kyai,anak saya kok sakit kepala seperti ditusuk-tusuk.”ayah menelpon salah satu
kyai. Aku mendengar dai telepon kalau ayah diminta untuk menyiapkan air putih
dan selanjutnya di minta membaca ayat kursi 49 kali dan di minumkan.
Ibu
yang melakukkan itu,setelah itu aku diminta untuk minum.”bagun ndug,minum ini
dulu.” Disitu aku masih merintih sakit,dan mencoba minum air putih itu.
Aku
kembali membaringkan badan dan mencoba tidur. Aku bisa tidur malam itu dan
sakitnya langsung berkurang.
Keesokannya……
Sakitku
langsung sembuh total,”gimana,masih sakit?”ibuku bertanya pada pagi harinya.
“Sudah
tidak bu,sembuh total”
Telepon
ayah bordering,dilihat oleh ayah kalau teman ayah itu
memanggil.“Assalammualaikum,pak apa nanati sore dirumah?”
“Walaikumsalam.Iya
mas,saya nanti tidak kemana-mana.ada apa mas?”
“Saya
insyallah nanti mau main kesana sama teman saya.”
“Oh,iya
mas,tidak apa-apa. Saya tunggu.”
Hingga
waktu menunjukan pukul 17.00 WIB. Dan teman ayah datang bersama temannya. Banyak
sekali cerita yang di sampaikan kepada teman ayah ini,aku hanya duduk dan
merasa kebingungan dengan obrolan mereka.
Ibu
juga menceritakn kejadian aneh yang aku alami,namun teman ayah bilang tidak
apa-apa. Tak terasa waktu menunjukan pukul 23.00 WIB,kalau berbincang dan enak
waktupun berlalu sangat cepat. Selanjutnya aku tidur di kamarku,karena sudah
malam.
Aku
merasa badan sudah tidak enak. Badan terasa panas disekujur tubuh ini,lalu
merasakan dingin yang bukn main. Secara berganti-ganti aku merasakan itu.
Teman
ayah pulang,semua bersiap tidur. Ayah mendatangiku ,lalu aku mengatakan
“pak,panas..”. seketika ayah memegang keningku dan tahu suhu badan seluruh
tubuhku panas. Ibu juga ikut panik,karena wajahku yang pucat dan panasnnya
bukan main.
Ibu
segera minta teman ayah kembali lagi kerumah,”mas,anak saya panas tinggi”,setelah
dari seberang teman ayah mengangkat telepon dari ayah. Mereka bergegas
kerumah,teman ayah meminta sesuatu kepada ibu.
Lalu
teman ayah memijat kedua tangan aku dan kepalaku. Aku merasakan seperti orang
linglung karena tepat di depan tempat tidur terdapat kaca besar. Muka yang
pucat dan suhu badan yang sangat panas,namun setelah ditolong teman ayah ini
berangsur turun. Aku diminta duduk diruang tamu,untuk ngobrol-ngobrol.
Teman
ayah cerita kalau nenek yang dating kemimpi aku ini ingin mengajak aku
jalan-jalan. Sebenarnya nenek itu sudah menunggu di luar rumah,ia tidak berani
masuk karena ada teman ayah. Padahal teman ayah sudah bilang gak boleh ganggu.
Setelah teman ayah pulang tadi,nenek itu langsung masuk dan ingin membawaku
jalan-jalan.
“Gimana
,tadi mau diajak jalan-jalan malam sama nenek kok.” Aku hanya membalas senyum
saja,karena masih merasakan seperti orang linglung. Aku sambil memikirkan,apa
maksud nenek itu.
Tanpa
aku berucap,”nenek itu melihat kamu seperti cucu dia,dan ingin mengajak
jalan-jalan kamu. Coba kalau kamu mau,kamu bisa ajak ngobrol nenek.”
Dalam
hati aku tetap bingung dan takut juga. Teman ayah melanjutkan ceritanya.
“Saya
sudah merasakan panas tadi di tengah jalan,”kata temannya yang sangat ramah
pada kami.
Aku
masih duduk terdiam,temannya melihat aku masih terlihat belum sehat. Aku
selanjutnya diobati karena semua sendi-sendiku sakit.
Beberapa
saat setelah aku disembuhkan,aku bisa tertawa kembali seperti orang sehat. Kaki
dan badanku normal kembali,aku bersyukur sekali. Akhirnya kami begadang sampai
pukul 05.00 WIB dari pukul 17.00 WIB. Mereka saja heran saya juga kok gak tidur
lagi.
Tapi
aku sudah bilang,kalau nenek pingin ikut tidak apa-apa,asal tidak mengganggu
aku.
Saat
menulis cerita ini pun,aku tidak merasa lelah,yang biasanya aku membuat cerita
banyak istirahatnya dan menghabiskan waktu lama. Semua kadang tak bisa masuk dalam
logika pikiran orang yang tak percaya akan aadanya makhluk lain. Tapi aku
percaya. Hingga sekarang nenek itu tidak menggangguku,tapi tetap bersamaku.
0 komentar:
Posting Komentar