Cerpen “Sipit dan Siput”

Cerita ini aku buat dan aku dedikasikan untuk cewek cantik,sipit temen ketemu di kampus sih dan super gak kenal ama cewek satu ini. Aku buat cerita ini buat hadiah ulang tahunnya yang ke 19. Kali ini aku mau nyanyi dulu buat yang lagi ulang tahun ya..
To : Aviana
happy bday to u…





Berhubung  udah nyanyiin,Indi mau cerita nih…
Indi kenalin dulu siapa cewek sipit ini. Cewek sipit ni bernama Aviana Nur Aeini. Cewek ini  asli Indonesia  tapi mukanya imut-imut J dan matanya yang sipit kayak orang luar negeri selalu memohon pada Tuhan untuk tambah tinggi dan gendut.hahaha..
 Sipit ini udah berpacaran sama seorang cowok yang sangat tinggi,tapi dia ini orangnya selalu gak on time. Beberapa kali kami jalan bareng-bareng pasti dia telat karena urusan mandi. Kenalin si cowok ini bernama Lukman Taufik.
Cerita awalnya disini Indi dan Avi satu kampus,satu fakultas,satu jurusan,satu kelas,satu genk.hahaa..kemana-mana ama dia. Indi sebelumnya gak kenal ama Avi,dia itu yang suka ngikut kalau kemana-mana (ngintilan gitulah.hahaha). Sebenarnya  bertiga tapi satu teman terpisah dan tinggal Indi dengan Avi. Dan akhirnya Indi selalu dengan Avi.
Hari demi hari ku nikmati berdua dengannya(karena sekelas sih.hehee). Kita ngrasa saling cocok untuk jadi teman karena gak mungkin jadi pacar (masih normal). Kemana-mana kita bersama. Hingga Avi menceritakan seorang cowok yaitu pacarnya. Hubungan mereka banyak pasang surutnya. Avi sering cerita ke Indi tentang hubungannya dengan Lukman. Disaat Avid an Lukman berantem,Indi ikut-ikut sms. Hingga suatu ketika terjadi masalah yang lumayan serius dan Avi nangis beberpa kali di kampus. Dengan mata yang udah sipit kalu nagis tambah sipit. Kalu udah berantem senjata andalannya yaitu ‘putus’ dan semua nasihat dan saran dari Indi ditolak. Kalau udah gini indi juga ikut bingung karena pasti malas ke kampus,manyun dan uring-uringan terus.Tapi kalau lagi seneng dan berbunga-bunga,ucapan ‘putu’ itu udah dibuang jauh dari dia. Jadi Indi selalu ketawa kalau Avi manyun atau seneng.

Ceritapun dimulai ….
Karena mau ujian akhir aku membereskan meja belajarku yang sangat berantakan. Banyak sekali buku dan kertas dimana-mana. Aku memang tak rajin untuk menata buku setelah aku pakai. Saat mencoba memebereskan buku dan menata rapi,dari tumpukan buku mata kuliahku ada buku yang taka sing lagi untukku. Buku itu adalah album waktu aku masih duduk di sekolah menengah pertama di salah satu sekolah negeri favorit di kotaku. Sudah bebeberapa tahun aku tak membukanya,hingga buku ini usam. Kucoba perlahan membuka halaman demi halaman. Tersentak semua memori jaman dulu hadir kembali dan membuka sebuah cerita jaman sekolah.
“hem..lucu sekali foto teman-teman jaman dulu”,perlahan aku bergumam sambil tersenyum melihat foto teman-teman waktu sekolah yang masih polos.
Ku coba perlahan membuka halaman berikutnya,di halaman ini adalah daftar teman sekelasku saat duduk di bangku kelas 3. “hem,ini Shinta,Jojo,Joko…” mencoba membaca nama-nama temanku dulu. Hingga ku temukan satu foto cowok yang tak sing karena sekarang dia pacarku.
“hahaha..ini Lukman”,sambil tertawa aku melihat foto yang sangat lucu,banyak sekali perubahan darinya. Foto dengan rambut yang rapi membuatnya lebih ganteng. Ku sangat lama memperhatikan fotonya dan mengenang sebuah kenangan dengannya.
Aku dan Lukmana walaupun sekelas kami jarang bertegur sapa satu sama lain. Mungkin dia orangnya pendiam pikiriku dulu. Lagipula kalau kami terlalu dekat kami akan mendapat gosip dari teman lainnya. Hingga suatu ketika dengan tidak sengaja kami duduk di satu meja di kantin sekolah bersama teman lainnya. Kami sama-sama menunggu pesanan kami datang yaitu jus,saat ibu kantin berteriak,”jus alpukat..sapa yang pesan?”
Dengan bersamaan dan tanpa aku duga,aku dan Lukman mengangkat tangan sebagai kode untuk ibu kantin dan mengatakan,”Aku,Bu…”
Dengan tersipu malu,aku langsung menundukan kepala karena sedetik kemudian teman-teman disekelilingku menatap kami. Entah apa yang terjadi dengan Lukman tapi aku tahu dia juga pasti malu.
Saat jus pesanan kami datang,ibu kantin hanya tersenyum dan mengatakan, “kalian pasti berjodoh,nak”,dan ibu kantin kembali ke warungnya.
Suara iruh makin tak terkendali. Aku bergegas pergi dari tempat duduk yang aku tempati bersama teman-temanku. Aku tak melihat apa yang terjadi dengan Lukman. Tapi temanku mengatakan padaku jika Lukman hanya terdiam malu.
Gosipun mulai beredar disana-sini. Ini makin membuatku membisu pada Lukman. “kenapa ada kejadian gini,aku kan jadi gak bisa lebih deket ama dia”,batinku dalam hati saat duduk di kelas sambil menatap ke arah Lukman yang kebetulan duduk tak jauh dariku.
Lukman ini sosok yang misterius,karena sedikit sekali dia mengobrol dengan teman,hanya senyum yang dia selalu berikan kepada teman-temannya. Aku sudah sekelas dengan dia sejak kelas 2 SMP namun hanya beberapa kali kami mengobrol dan menyapa.
Hingga suatu hari kami yang kelas 3 SMP akan menghadapi ujian praktek. Kami di bagi kelompok oleh bu guru fisika.
“iya,ibu akan membagi kelompok”,suara parau dari guru Biologi.
“huuuhuhuhuuhu”,suara sorak anak-anak karena lebih suka membagi kelompok sendiri.
Disini aku berdoa agar aku satu kelompok dengan Lukman. Aku mulai berdoa agar terkabul.
“kelompok pertama adalah Tonoo dan Siska,kelompok kedua Ina dan Jono,…”,perlahan aku menyimak dari pembagian kelompok. Saat hampir semua siswa terbagi dan menyisakan aku,Lukman,Joko dan Shinta aku mulai cemas jika aku dipasangkan dengan Joko.
“ya,untuk dua kelompok terakhir,yaitu Joko dengan Shinta dan Avi dengan Lukman,” jawaban Bu guru yang ku tunggu ternyata tidak sia-sia. Sambil tersenyum kearahnya dan rasa senang.
Sedetik kemudian,Lukman menengok kearahku dengan tersenyum dan mengatakan, ”kita satu team” dengan suaranya yang lirih.
Aku hanya mengangguk untuk memberi isyarat iya dan sambil membalas senyumnya.
Untuk hari –hari berikutnya aku selalu bersamanya karena kami satu kelompok untuk menghadapi ujian praktek sekolah ini.
“gimana nih Vi,kita kurang bahan untuk merakit?”,Lukman menanyakan sesuatu padaku tapi saat ini pikiranku tidak sejalan dengannya. Aku baru berpikir setelah satu tahun lebih sekelas baru kali ini bisa deket sama dia.
“hei,,,kamu melamun,,,heii”,Lukman mencoba membangunkanku dari lamunan.
Dengan kaget aku tercengang,”agh,,apa?agh?kurang ya?” aku sangat malu sekali.


Tanya Lukman,”kamu melamun apa?”
“ah,,gak apa-apa kok,kita lanjutin lagi”. Selanjutnya kami kembali mengerjakan dan hari –hariku menuju ujian berada disampingnya. Batinku “senangnya aku,”.
 Semua yang indah itu berlangsung sangat cepat hingga tak terasa kami sudah menerima ijazah SMP. Sebuah perasaan senang itu ada karena ujian dan hasil sudah kami terima,tapi aku terbesit satu perasaan sedih karena aku terpisah dengan Lukman.
 Di hari terakhir kami di sekolah di isi dengan acara perpisahan. Dia mengisi acara sebagai salah satu pemain drum. Aku senang lihat dia sekaligus untuk terakhir karena aku tak tahu dia akan melanjutkan kemana.
Karena melamun sebuah lagu dari band Lukman telah selesai dan aku tak melihat Lukman  lagi . hingga aku dikagetkan olehnya dari belakang.
“hei..nonton apa nglamun?”,aku terkaget untuk kesekian kalinya karena Lukman. Aku belum menjawab pertanyaannya aku disodori sebuah aqua dari Lukman.
“nih,aqua,mau gak?dingin lho”,dengan malu aku menganggukkan kepala dan menerima aqua itu.
“bolehkan duduk disampingmu?”,aku tidak bisa menjawab semua kata-kata Lukman dan hanya bisa mengangguk dan tersenyum.
Semenit kemudian dia bersamaku.
Dengan terbata kau bertanya dengn Lukman,”mau nerusin kemana?”
“rencana sih ke SMA 4 aja,kalau kamu?”
Dengan sedih aku menjawab,”aku ke SMEA aja kok”,sambil aku memberikan senyum palsuku.
“OK.semoga berhasil ya”
“iya,kamu juga ya,”. Selanjutnya kami menikmati acara sambil aku curi-curi pandang ke Lukman dengan rasa sedih. Dan acara berikutnya benar-benar berpisah.
Setelah itu aku tak tahu dia akhirnya masuk ke sekolah mana. Dan aku masih tetap memendam rasa sayangku dengannya.
“I’m so lonely broken angel,I’m so lonely to my heart….. “,semua telepon masuk tiba-tiba membangunkanku dari lamunan sebuah kenangan cinta di masa sekolah.
Ku lihat telepon yang masuk dari mb Indi. Ku mengangkat telepon itu.
“halo mb Ind,kenapa?”
“Cuma pengen tes telinga aja,” kemudian mb Indi ini menutup telepon. Aku sangat sebel kalu diginiin. Gak hanya itu,sms masuk dari Mb indi.
Dari : Mb Indi
Jangan manyun ya,hahahahha :P
Replay
Nyebelin mb Ind,,,, :P
Mb Indi ini suka gitu,tapi ntar kalau lagi kesepian bakal sms aku lagi. Aku meletakkan handphoneku kembali dan melanjutkan membereskan buku yang belum terselesaikan.
Sambil meneruskan membuka album,dibelakang album ini ada sebuah buku kecil berwarna merah muda bermotif gambar bunga. Buku kecil itu buku diaryku yang ternyata udah lama aku tak menulis di buku.
“hem,buku ini selalu ku cari,” sambil ku berishkan debu yang sudah menempel di buku ini.
Ku buka lembar awal buku diary ini. Sebuah tulisan perkenalan dari aku. Dan lembar berikutnya sebuah cerita awal dari Lukman kembali.
Dear diary, 21 desember 2007
Hai momo (nama untuk buku diary)
Gak kerasa aku udah masuk di SMEA,aku udah menuju dewasa nih,karena sekolah menengah atas katanya sekolah anak yang mau nginjak dewasa.
Mo,sedih ni,,udah beberapa bulan ini aku cari Lukman kok gak ada. Aku udah tanya sama teman yang di SMA 4 tapi gak kenal namanya Lukman.
Aku masih nyimpen rasa ama dia.
Mo,aku udah nagantug ni,bubu dulu ya,,,
Aku berdoa moga cepet ketemu Lukman.
Aku hanya tersenyum saat halaman pembuka di diaryku adalah cerita Lukman. Aku baru tersadar jika perasaanku ini untuk Lukman. Halaman selanjutnya kau buka kembali.



Dear diary,20 Januari 2008
Momo,aku hari ini seneng banget,setelah udah lama gak ketemu ama Lukman,tadi aku ketemu dia.
Jdi gini Mo,aku ketemu dia waktu aku bolos pramuka,nah,,pas aku beli es pleret kejadian waktu diSMP dulu terjdi Mo,aku ama dia sama pesen esnya. Pas dipanggil yg pesen es pleret kita sama-sama teriak.
Aku langsung liat siapa cowok itu,dan dia Lukman..seneng bgt pokonya Mo,gak sia2 aku bolos. Aku ama dia Cuma diem2an sih,mungkin karena udah lama gak ketemu.
Aku makin penasaran apa aja yang aku ceritakan di diary ini,halaman selanjutnya aku menulis.
Dear diary,21 januari  2008
Mo,kenapa kemarin aku bodoh sekali gak nyapa,tanya sekolah mana?bodoh ya aku, >.<
Aku membaca ini Cuma dengan senyum,”kenapa aku dulu berlebihan ya,tapi tak apa,perjuangan cinta”,batinku dalam hati sambil mencoba membalik untuk kehalaman selanjutnya.
Dari sekilas aku membaca diary yang aku tulis aku masih teringat jelas tentang sebuah kejadian lucu. Saat pulang sekolah aku menunggu angkutan kota untuk kembali kerumah.
“tinnnnnnnnnnnnnn……..” suara klakson yang mengagetkanku dan temanku.
 Aku tersontak kaget dengan cowok itu,”Lukman?????”,antara kaget dan senang.
“hai,,ternyata bener kamu sekolah disini?”
Masih seperti penyakit kebiasaanku yaitu antara melamun dan terpesona,”iya,kok tahu kalau aku?”
“iya,tadinya gak yakin,tapi waktu ketemu dulu aku liat seragam mu ada identitasnya”,dengan senangnya aku mendengar jawaban Lukman,berarti dia perhatiin aku.
“terus mau kemana nih?”aku memulai obrolan santai di depan sekolah.
“ups,,lupa,,kenalin ini temanku namanya Ilham. Ilham ini Avi temanku,Avi ini Ilham”,kami saling berjabat tangan.
Selang beberapa waktu aku dan Lukman bertukar no telepon agar mudah untuk menghubungi.
“kamu sekolah disitu?”,sambil menunjuk arah sebuah sekolah yang tak jauh dari sekolahku.
“iya,Vi”. Kami akhirnya bercerita panjang lebar waktu ketemu di es pleeret dulu. Waktu bersama Lukman itu sangat cepat.
“Vi,aku pamit dulu ya,udah sore. Kamu juga mau pulang kan tadi”
Rasanya gak pengen udahan tapi gimana lagi,”iya ni mau pulang juga”
“ya udah,aku duluan”
“iya”. Lukman dan Ilham berlalu begitu saja. Aku masih melihatnya hingga tak terlihat lagi oleh pandanganku.
Hari-hari berikutnya aku smsan sama Lukman,dia orangnya asik banget. Tapi dari sekian sms tidak ada tanda-tanda kalau Lukman memberi sinyal baik untukku. Dalam salah satu pesan yang  dikirimnya padaku.
Dari :Lukman
Vi,mau gak tak comblangin am Ilham.
Aku benci sms ini,kenapa dia gak tahu kalau aku itu sayang dia. Dengan nada bercanda aku membalas.
To :Lukman
Kamu ki apa to,hahaha
Tak berapa lama sms tiba-tiba masuk dari nomor yang tak aku kenal.
Dari : 085643xxxxxx
Hai avi,aku Ilham,ingetkan?
Aku baca sms dari Ilham kayak males mau balas tapi dia temen Lukman,gak enak. Akhirnya malam-malam selanjutnya aku smsan sama Lukman dan Ilham. Hingga liburan sekolah tiba dan Illham pergi ke Surabaya.
Malam ini tiba-tiba Lukman sms.
Dari :Lukman
ada acara gak,keluar yuk cari angin?
Replay
Gak ada kok,mau kemana?ya ke rumah aja

Dari : Lukman
Ya cari angin aja,ok,aku otw ya J
Saat Lukman udah sampai rumahku.
“Tok,tok,,,,”,dengar suara ketukan pintu
Segera aku menghampiri dan membuka karena aku tahu itu Lukman. Akhirnya kami jalan keluar. Tadinya mau cari nasi kucing di Alun-Alun sambil duduk di Alun-Alun tapi acara kali ini lain.
Lukman tiba-tiba menghentikan motornya di Lapangan,disitu banyak beberapa orang namun tak begitu ramai karena ini hari kamis bukan malam minggu.
“kenapa kita berhenti di sini?”,aku bingung karena motor berhenti.
“gak apa-apa,duduk sini dulu deh”. Aku hanya ngikut dan duduk di sampingnya. Beberapa detik kemudian kami hanya terdiam. Hingga Lukman terbatuk dan tanda ia akan memulai pembicaraan.
“uhuk,,uhuk… vi,boleh tanya sesuatu gak?
Aku bingung apa yang akan terjadi,”iya,boleh aja,tanya apa?
“sebenaranya aku udah lama pendem in dari kamu…….”,belum selesai dia menyelesaikan pemebicaraanya aku memotongnya.
“mendem apa?,aku penasaran.
“aku udah suka kamu sejak jaman SMP dulu”,sebuah kelanjutan yang biki aku kaget karena gak nyangka kalau dia juga merasakan apa yang aku rasa.

Aku masih tercengang dengan kata-kata Lukman,aku seperti mimpi. Apa semua ini mimpi. Beberapa kali aku menepuk pipi dan mencubit pipi.
“kenapa kamu menyakiti diri kamu sendir?”,Lukman heran denganku.
“gak apa-apa kok. Ini gak mimpi kan?,aku coba bertanya kepada Lukman.
“gak kok?”,tiba-tiba dia meraih tanganku dan berdiri.
“Avi,aku mempunyai rasa itu begitu lama. Aku dulu tak pernah mengungkapkannya. Kali ini kau tak ingin membuang kesempatan sebelum hatimu jatuh ke hati cowok lain.”
Dengan tercengangnya aku menderngar pernyataan Lukman. Lukman melanjutkan kalimatnya yang ternyata belum usai.
“mau gak Vi kamu jadi cewekku?”
Aku hanya terdiam,tercengang akan semuanya. Aku berharap ini tidak mimpi dan ini kenyataan. Dengan masih tergagap aku menjawab,”a.a.a.ku..sebennernya juga udah suka ama kamu sejak SMP,” aku menghela napas untuk kalimat yang aku ucapkan.
“aku mau jadi pacarmu,” sebuah senyum bahagia dari kami berdua.
Aku terbangun dari sebuah kenangan yang indah. Sebuah penantian dari dulu terjawab semua. Aku menutup buku diary dan album ini sebagai sebuah kenangan yang manis. Sebuah senyum manis yang ada padaku.
Sekarang aku sangat bersyukur jika aku menadapatkan Lukman. Aku jadi teringat kata-kata dari Ibu kantin dulu saat di SMP “kalian pasti berjodoh,nak”.
“ah,apa benar ya ucapan Ibu kantin dulu itu?”,aku bergumam sendiri. “ ah,udahlah,itu juga Cuma kata-kata”,aku mencoba menepisnya.
“I’m so lonely broken angel,I’m so lonely to my heart….. “,sebuah telepon masuk.
Aku tak berharap ini Mb Indi yang menjailiku.tapi ternyata mb Indi lagi yang telepon,aku tak menjawab telepon karena pasti Cuma iseng dan melanjutkan pekerjaan yang belum ku selesaikan. Tapi telepon kembali berdering dan mb Indi,dan terulang hingga delapan kali. Untuk yang terakhir aku menjawab telepon dari mb Indi.
“hallo mb Ind,kenapa?”
“mau tanya,lagi apa?” dan kembali telepon terputus. Dengan sebal aku ngomel-ngomel sendiri karena mb Indi nyebelin. Dan aku melanjutkan memebereskan buku yang dari awal tak namapak perubahan,mungkin karena kau terlalu mengenang masa lalu.
Aku menata buku sesuai tempatnya. Saat semua telah aku selesaikan aku membuka laptopku untuk mencari lagu-lagu agar menemaniku beristirahat. Saat aku membuka tampilan awal di laptopku adalah fotoku dan Lukman yang sengaja aku susun cantik dan sedikit editan.
“agh,ini foto-foto waktu awal-awal pacaran sama Lukman”,aku tersenyum kembali jika mengingat masa itu. Suasana dari kenangan masih terasa disini. Aku mencoba membuka file-file foto saat aku bersama dengan Lukman dari awal kita pacaran. Dari foto-foto jelek,polos,waktu sekolah terasa melengkapi indahnya sebuah kenanganku dengan Lukman.

Ku perhatikan foto satu demi satu,sambil mengingat momen waktu dulu. Ku pandangi foto itu dan membuat aku tersenyum dengan tingkah laku kita. Dan yang terbaru foto saat di Ketep bareng mb Indi dan temen-temen. Saat sebuah foto Lukman ngantri di toilet dengan kamera tersembunyi bisa ambil foto itu. Karena waktu itu hujan,semua pakai mantel. Dan foto selanjutnya saat Lukman pakai matel yang berwarna merah muda.
Momen foto selanjutnya saat makan durian di pinusan,saat musim durian kami dan  Mb Indi membeli durian dan makan bersama di Pinusan. Foto yang gak kalahlucu saat janjian lari dengan mb Indi dan hanya Lukman yang lari. Dengan rambutnya yang panajang dia berlari sambil terkibas rambutnya.
Ku nikmati foto-foto itu dengan penuh kenangan,tap sedikit terbesit dalam hatiku ini. Dalam hubungan kami selalu pasang surut,karena intensitas ketemuan kami diperhitungkan sekali.
Aku dan Lukman LDR jogja magelang,jadi saat dia pulanglah waktu kita ketemu. Aku harus memendam perasaan kangen. Saat Lukman gak pulang itu hal yang paing meneyebalkan dan buat kami jadi berantem. Karena Lukman kadang sibuk dengan kuliahnya aku sering dilupakan dan membuat aku jadi marah ama Lukman,yang tak kalah menyebalkannya karena Lukman gak tahu kalau aku marah.
Saat aku sambil membuka foto,foto selanjutnya adalah foto salah satu personil girl band dan kesukaaan Lukman. Aku kaget kenapa foto ini bisa disini. Aku angat benci dengan foto ini. Lukman berlebihan ngefans dengan personil ini,karena hampir foto personil ini memenuhi memori di handphonenya dan tak satupun foto aku dihandphonenya. Itu yang selalu buat aku tensi tinggi kalau udah masalh foto ini. Segera aku menghapus foto itu sebeblum aku bad mood.
Tak berapa lama telepon berbunyi dan kali ini dari Lukman. Aku segera menjawab telepon dari dia. Sambil ku matikan laptopku.
Disela obrolan aku bergumam,”ah,semua kenangan indah semoga menjadi sebuah impian dan kenyataan masa depan dengan aku selalu bersama Lukman untuk selamanya.”
“agh,apa sayang,kamu ngomong apa?”
Ups,ternyata Lukman tau gumamanku,,”gak apa-apa kok”
Dan hari ini aku memulai cerita kembali bersama Lukman dan hari ini akan jadi sebuah kenangan yang indah. Aku yakin jika sebuah cinta sejati bukan berusaha mengubah tapi berhasil menrima dan dewasa bersama. Aku juga belajar jika cinta ku ini bukan tentang “aku sangat beruntung memilikinya” tapi berharap “dia juga beruntung memilikiku”.         Hal yang masih ku pelajri hingga saat ini adalah memeberikan cinta yang tulus kepada Lukman. Dan Lukmanlah yang  berharga dimata ku,maka tak ada alasan aku untuk mencari seseorang yang lebih baik dari Lukman.

Pesan dari Indi :
Happy bday to Aviana,aku tak dapat memeberi apa-apa dan kado special dariku. Aku hanya bisa berikan sebuah rasa kasih sayang dan pundak dikala senang dan susah. Sebuah persahabatan tak dinilai dari bentuk dan wujud pemberiannya. Aku Cuma bisa doain di umur yang bertambah ini kamu bisa lebih dewasa,tambah cantik,imut dan jangan tambah manyunnya.

Happy bday to Avi,,Love u,,muaccccccccchhhhhh…. :* :* :*
 
cari aja fb kita... Ari indiastuti weck weck dan Aviana Nur Aeini 

0 komentar:

Posting Komentar